Perangkat “Root” Lebih Rentan Terinfeksi Aplikasi Berbahaya
Rooting atau proses untuk mendapatkan akses penuh pada sistem perangkat Android yang sebagian pengguna lakukan saat ini, diketahui telah menimbulkan celah keamanan, terutama ancaman dari malware yang menyelinap pada aplikasi.

Pengguna yang mendapati perangkat dalam keadaan rooting, bisa mendapatkan akses penuh sistem perangkat mereka, termasuk mengaktifkan sejumlah “fungsi canggih” di Android yang biasanya dibatasi oleh vendor maupun Google, seperti dikutip dari PC World. Hal ini pun juga berlaku bagi malware yang menyusup ke dalam aplikasi.
Dalam datanya itu Google mengungkapkan, aplikasi berpotensi berbahaya telah diinstal pada 0,7 persen perangkat di seluruh dunia. Dari jumlah itu, hanya 0,1 persen perangkat saja yang menginstal aplikasi berbahaya dari Google Play Store, sementara sisanya dari toko aplikasi pihak ketiga yang dikenal sebagai “unknown sources”.
Google mengatakan, ada beberapa aplikasi yang memang membutuhkan akses root perangkat. Aplikasi jenis tersebut, misalnya saja yang cukup populer, seperti Lucky Patcher, Titanium Backup, Greenify, aplikasi file manager, dan masih banyak lagi. Pengembang aplikasi semacam itupun secara terbuka bahwa mereka melakukan demikian dan hal tersebut tidak akan membahayakan. Namun yang dikhawatirkan ialah, ada juga beberapa aplikasi yang tidak mengungkapkan demikian ke penggunanya, tetapi justru mengeksploitasi perangkat root secara diam-diam.
Google sebenarnya sudah memiliki sebuah program bernama Verify Apps yang mampu mendeteksi keberadaan aplikasi berbahaya, baik didapat dari Goggle Play Store maupun toko aplikasi pihak ketiga. Hanya saja, bagi perangkat root, diyakini memiliki risiko lebih tinggi dari serangan malwaret