Dua Grand Awards Intel ISEF 2015 Diboyong Pelajar Indonesia

Intel bersama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggelar dialog yang menyambut kedatangan para pemenang karya ilmiah Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2015 di Kantor Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, yang juga dihadiri oleh Mendikbud, Anies Baswedan. Tahun ini Indonesia mengirimkan enam tim pelajar untuk event kompetisi tersebut. Dimana dua tim diantaranya berhasil membawa pulang dua grand awards, penghargaan keempat untuk kategori Matematika, Ilmu Material dan Kimia ISEF. Selain itu satu tim juga berhasil membawa pulang Honorable Mention ISEF.
Anies Baswedan mengemukakan rasa bangganya kepada para peserta ISEF yang telah mewakili Indonesia di Pittsburgh, Amerika. “Anda semua telah mendapat pengalaman yang sangat luar biasa. Kalian semua telah mengharumkan nama bangsa,” ujar Anies Baswedan. “Saya harap kalian bisa berbagi pengalaman ini agar bisa menginspirasi generasi muda berikutnya,” lanjutnya.
Bapak menteri juga mengucapkan rasa terima kasih-nya pada Intel dan LIPI yang telah memberikan dukungan serta bimbingan bagi para peserta kompetisi karya ilmiah ini. Ia mengatakan bahwa apa yang telah diberikan oleh Intel dan LIPI ini telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pengembangan sains untuk para pelajar tanah air serta peningkatan kepedulian terhadap lingkungan.
ISEF telah digelar sejak tahun 2010, dan selama 5 tahun Indonesia selalu ikut dalam kompetisi ilmiah tersebut. Tahun ini juara pertama diraih oleh Raymond Wang, 17 tahun asal Kanada. Karyanya adalah sistem inlet udara pada pesawat terbang, yang bisa memperbaiki kualitas udara dan penularan penyakit. Raymond Wang memenangkan penghargaan tertinggi, Gordon E. Moore dan uang tunai 75 ribu USD.
Dua grand awards yang diterima oleh peserta asal Indonesia , dibawa pulang oleh tim I Dewa Ary Palguna dan I Kadek Sudiarsana (SMA Negeri Bali Mandara Singaraja, Bali) serta tim Luca Cada Lora dan Galih Ramadhan (SMA Negeri 1 Surakarta, Jawa Tengah). Adapun karya mereka adalah “The Motifs Development of Gringsing Sarong.” Konsepnya adalah menggunakan perumusan matematik untuk membuat inovasi corak baru dari kain tradisional Gringsing asal Bali. Sementara tim asal Surakarta menampilkan karya ilmiah berjudul “An Inorganic Nature of Heavy Metals Absorbent,” adalah sebuah sistem ilmiah tentang penyaring logam berat dari abu vulkanik.
Adapun satu karya ilmiah lain yang mendapat penghargaan Honorable Mention, adalah tim Shinta Dewi dan Hansen Hartono (SMA Katolik Gembala Baik Kalimantan Barat) dengan karya bertajuk “Bagasse-Based Activities Carbon as Effective Adsorbent for Heacy Metal Contamination Industial Activities.” Karya ilmiah ini didasari penelitian langsung tercemarnya sungar Mandor akibat kegiatan penambangan emas.