Smartphone Windows 10 Bakal Minim Aplikasi Lagi?
Upaya Microsoft menghadirkan banyak aplikasi untuk perangkat Windows 10 tampaknya bakal tak berjalan mulus. Sejumlah pengembang aplikasi untuk iOS dan Android menyatakan ketidaktertarikannya untuk melakukan “porting” aplikasinya ke platform OS mobile generasi terbaru dari Microsoft tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, Microsoft telah menyediakan semacam alat software bagi pengembang guna memudahkan mereka merancang aplikasi yang sudah ada di Android dan iOS untuk smartphone Windows 10. Di masa silam atau era “Windows Phone”, ekosistem aplikasinya dipandang minim dan tak sebanding dengan yang dimiliki Android dan iOS.
Sayangnya, menurut laporan Reuters berdasarkan wawancara pada lebih dari 10 pengembang ternama, beberapa pengembang akan fokus pada platform yang lebih populer. Sejauh ini, mereka belum melihat adanya suatu urgensi yang mengharuskannya membuat aplikasi untuk Windows.
Sederhananya, smartphone Windows 10 mesti memiliki pangsa pasar yang tinggi guna memikat banyak pengembang. Menurut data terbaru dari IDC per 2014 lalu, smartphone Windows Phone hanya meraih pangsa 3 persen saja, sementara Android dan iOS masing-masing 81 dan 15 persen.
“Ponsel Windows mesti mendapatkan porsi pasar yang signifikan sebelum menjadi sesuatu yang mampu menyelamatkan waktu dan atau uang kami,” kata Sean Orelli, seorang petinggi di Fuzz Production, perusahaan yang mengembangkan banyak aplikasi terhubung untuk brand atau perusahaan lain, seperti Citibank, New York Post, dan Conde Nast.

Sementara itu, pengembang lainnya mengaku, alat pengembangan baru dari Microsoft tersebut, bakal sulit digunakan. “Kami akan berakhir pada penulisan sejumlah kode yang lebih banyak ” kata Erik Rucker, kepala mobile di Smartsheet, yang meragukan, “tweaking” pada aplikasi iOS untuk Windows 10 bakal sederhana.
Di sisi lain, Jason Thane, seorang general manager di General UI mengharapkan, biaya pengembangan aplikasi Windows bisa 10 hingga 20 persen lebih murah. Pasalnya, untuk melakukan porting ke platform baru, membutuhkan biaya cukup besar.
“Hal ini dapat berbiaya 50 persen atau lebih dari biaya untuk pengembangan sebuah aplikasi pada satu platform ke platform baru. Jadi, jika Microsoft memiliki cara bagi pelanggan kami untuk melakukannya dengan mudah dan murah, serta jika tak ada dampak dan dampak pada kinerja dan fungsi yang serius, saya pikir mereka akan memiliki banyak pengembang yang ingin melakukannya.” ungkap Thane.
Sebanyak delapan pengembang dari hasil wawancara Reuters menyatakan tidak berencana sama sekali menyediakan aplikasi untuk Windows 10, Sementara empat lainnya, sudah memiliki aplikasi Windows akan terus lanjut atau memberikan update.
Juru bicara Microsoft sendiri hanya bisa mengatakan, atas laporan tersebut, “itu masih awal” dan banyak perusahaan software yang ingin mengeksplorasi alat pengembangan Windows 10 dalam beberapa bulan mendatang.
.