Asean Cisco Connect & IoT 2016: Digital Vortex dan Digital Disruption
Tidak dapat dibendung lagi, perkembangan era digital yang mana kita sendiri tidak menyadarinya secara langsung tetapi hadir di depan kita dan kita telah menggunakannya secara masif yang mengakibatkan era digital maju dengan pesat. Hal tersebut yang mungkin tanpa kita sadari telah menggunakannya ketika sedang berbelanja barang maupun jasa, melakukan transaksi perbankan, mengirim pesan ke sesama teman dan lain sebagainya.
Digital Vortex sendiri digambarkan seperti sebuah black hole yang mana akan menghisap apapun yang di depannya sehingga mengakibatkan Digital Disruption atau kita artikan sebagai terkikis dan akhirnya menghilang. Hal ini bisa kita lihat dalam keseharian kita, beberapa yang telah terkena dampaknya, seperti SMS yang sempat digunakan oleh banyak orang telah digantikan dengan sangat cepat dan nyaris ditinggalkan oleh orang banyak dengan hadirnya instant messenger (WhatsApp. Line, Kakao dan lain sebagainya). Untuk Indonesia, Anda sedang melihat Digital Disruption pada sektor jasa dengan hadirnya layanan Gojek yang menggantikan jasa tradisional, hal ini berkat kemudahan dan rasa aman yang lebih tinggi bila kita menggunakannya.
Berbagai layanan jasa saat ini hampir semuanya akan terkena dampak dari Digital Disruption. Menurut Cisco ada 12 industri atau layanan jasa yang akan terkena dengan Digital Disruption, salah satu yang sangat rentan adalah layanan di bidang teknologi menempati urutan pertama, lalu disusul dengan Media dan Entertainment yang mulai kita rasakan saat ini. ketiga adalah jasa retail yang juga sudah memasuki babak digitalisasi dan yang terakhir adalah Pharmaceutical atau lebih dikenal dengan nama pharmasi atau obat-obatan.
Lalu apa yang harus dilakukan para pelaku bisnis untuk menghadapi Digital Vortex dan Digital Disruption pada layanan barang dan jasa yang mereka miliki. Mereka harus mempersiapkan juga untuk masuk dalam dunia digital. Bagaimana caranya? Kami akan membeberkan kepada Anda nanti apa yang telah kami dapatkan pada Asean Cisco Connect & IoT 2016.