· Endeavor, organisasi global terkemuka yang mendukung high-impact entrepreneur, mengadakan Seleksi Panel Internasional (ISP) yang ke-65
· Indonesia adalah negara pertama di Asia yang menjadi tuan rumah acara ini pada tahun 2014
· Lebih dari 100 pengusaha, pemimpin bisnis, investor dan pemain kunci lainnya akan menjadi bagian dari tahap akhir dalam proses pemilihan high-impact entrepreneur yang ketat oleh Endeavor
BALI, 28 JULI 2016 – Endeavor, sebuah organisasi global yang berfokus untuk membangun ekosistem kewirausahaan yang kuat melalui high-impact entrepreneurship, mengadakan International Selection Panel (ISP) yang ke -65 mulai hari ini. Endeavor Indonesia mendapatkan kehormatan untuk menjadi tuan rumah acara in pada tanggal 27-29 Juli 2016 di Bali. Lebih dari 40 pemimpin bisnis dunia, pengusaha berpengalaman, investor, dan profesional duduk dalam panel untuk memilih Endeavor Entrepreneurs (EEs) dari sejumlah kandidat.
ISP adalah puncak dari proses Endeavor dalam pemilihan high-impact entrepreneur. Para kandidat yang mencapai tahap ini telah melalui proses ketat dan beberapa tahap penyaringan sehingga biasanya hanya 4% yang dinyatakan lulus menjadi EE. Dalam acara tiga hari ini, pengusaha yang menjadi kandidat EE diwawancarai oleh panel yang terdiri dari para pemimpin bisnis yang akan berbagi wawasan mereka ke para pengusaha tersebut, dan kemudian akan membahas serta memutuskan para kandidat EE berikutnya.
Dalam ISP ke-65 ini, 35 pengusaha dari 13 negara akan dinilai, termasuk lima kandidat dari Indonesia. Negara-negara lain yang mengirimkan kandidat antara lain adalah Brazil, Bulgaria, Italia, Jepang, Peru, Arab Saudi, Spanyol, Afrika Selatan, Turki, dan Uni Emirat Arab. Para calon EEs adalah pendiri bisnis dari berbagai industri, seperti makanan & minuman, e-commerce, dan efisiensi energi. Acara ini juga merupakan peluang besar untuk bertukar pikiran dan berdiskusi dengan para pemimpin bisnis terkemuka, investor, pengusaha berpengalaman, dan sesama kandidat dari seluruh dunia.
“High impact entrepreneur adalah visioner yang mampu menghasilkan pemasukan terbesar, menciptakan lapangan pekerjaan bernilai tinggi dan memberikan dampak paling signifkan untuk masyarakat. Sebagai tahap akhir dari proses pemilihan Endeavor, ISP membantu memastikan bahwa kami memfokuskan upaya kami demi membantu mereka yang memang dapat memberikan dampak besar bagi masyarakat – sejalan dengan misi organisasi,” kata Harun Hajadi, Endeavor Indonesia Board Chairman.
Harun menjelaskan bahwa dalam bidang kewirausahaan, kualitas lebih penting daripada kuantitas. Di Meksiko, misalnya, dibutuhkan 273.000 perusahaan level mikro baru untuk meningkatkan pendapatan domestik bruto (PDB) negara sebesar 1%. Sedangkan, hanya dibutuhkan 105 high impact enterprise berskala menengah untuk mencapai pertumbuhan yang sama. Survei Bank Dunia tahun 2009 menemukan bahwa meskipun hanya sebesar 16% perusahaan Indonesia masuk kategori scaleup, mereka menciptakan 52% dari total pekerjaan baru selama tiga tahun beroperasi.
“Kami percaya bahwa high-impact entrepreneurs dapat menciptakan siklus kewirausahaan yang kondisif. Dalam jangka panjang, hal ini akan menghasilkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, dan itulah alasan Endeavor hadir di Indonesia. Terutama dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), keberadaan para high impact entrepreneur menjadi lebih penting, karena Indonesia akan menjadi penghubung ekosistem kewirausahaan di ASEAN,” ujar Sati Rasuanto, Managing Director Endeavor Indonesia.
Berdasarkan laporan Organisasi Buruh International (ILO) tahun 2013, Indonesia harus menyediakan lebih dari 17 juta pekerjaan baru dalam kurun waktu 2013-2020. “High-impact entrepreneurship dapat menjadi jawaban untuk masalah ketenagakerjaan ini,” tambah Sati.
Di negara berkembang seperti Indonesia, entrepreneur masih menghadapi berbagai tantangan dalam mengakselerasi bisnis, termasuk minimnya role model, rendahnya kepercayaan investor, keterbatasan manajemen yang berkualitas, ketidakmampuan mengakses permodalan, dan kurangnya akses terhadap network. Melalui mentoring dan ekosistem yang mendukung, Endeavor membantu entrepreneur Indonesia menghadapi tantangan tersebut sehingga dapat mengakselerasi bisnisnya. Sejak tahun 2012, Endeavor telah menyeleksi ribuan entrepreneur di Indonesia dan memilih 23 entrepreneur sebagai Endeavor Entrepreneur (EE).
Riset tahun 2011 dari Start-Up Genome Project, sebuah initiatif yang berbasis di Silicon Valley, menemukan bahwa entrepreneur yang dibimbing oleh mentor, mengembangkan bisnis secara efektif dan belajar dari ahlinya mampu menghasilkan uang tujuh kali lebih banyak, dengan pertumbuhan user tiga dan satu setengah kali lebih tinggi. Saat ini ada lebih dari 50 pemimpin bisnis, entrepreneur dan praktisi bergabung sebagai mentor dalam jaringan Endeavor Indonesia. Mereka memiliki keahlian dan pengalaman mendalam di bidangnya masing-masing, seperti Husodo Angkosubroto (Pimpinan PT. Gunung Sewu Kencana), Suzy Hutomo (Pimpinan The Body Shop Indonesia), Hemant Bakshi (Presiden Direktur Unilever Indonesia) dan Martin Gil (Presiden Direktur Coca Cola Indonesia). Sementara itu, beberapa entrepreneur yang telah menjadi Endeavor Entrepreneur adalah Anton Wirjono (CEO The Goods Dept), Aldi Haryopratomo (Pendiri dan CEO RUMA), Achmad Zaky (Pendiri dan CEO Bukalapak), M. Fajrin Rasyid (COO Bukalapak), Odi Anindito (Managing Director Coffee Toffee), Hanifa Ambadar (CEO Female Daily Network), Arief Widhiyasa (Pendiri dan CEO Agate Studio) dan Hendy Setiono (Presiden Direktur Kebab Turki Baba Rafi).