Minat Terhadap Self-Driving Car Menurun
Self-driving car memang bisa dikatakan merupakan teknologi yang baru berkembang, dan implementasinya pun masih berada di tahap awal. Namun, minat terhadap teknologi tersebut, khususnya di kalangan pengemudi mobil di Amerika Serikat, terlihat mulai menurun dalam beberapa waktu terakhir ini. Hal ini disebut dipengaruhi oleh kejadian yang menimpa mobil Tesla beberapa waktu lalu.
Self-Driving Car Makin Diragukan
Setelah kecelakaan fatal yang melibatkan Model S, dua survei yang dilakukan terhadap pengemudi mobil di Amerika Serikat menunjukkan bahwa minat terhadap self-driving car menurun. AlixPartners’, pihak yang melakukan survei tersebut, menemukan keraguan pengemudi mobil akan kemampuan self-driving car mengembalikan kontrol penuh ke pengemudi sewaktu dibutuhkan. Selain itu, keraguan juga muncul terkait kemampuan self-driving car dalam menghindari kecelakaan.
Pengemudi mobil di AS juga mulai mengesampingkan “keuntungan” yang selama ini banyak dipikirkan oleh mereka selama ini, termasuk kemungkinan menikmati konten hiburan ataupun menggunakan smartphone selama perjalanan karena tugas “mengemudi” diambil alih oleh mobil. Hal itu sendiri memang sangat tidak direkomendasikan oleh produsen mobil otomatis. Namun, banyak yang semula menganggap itu adalah salah satu keuntungan dari self-driving car.
Salah Anggap Tesla “Full Automatic”
Terkait kasus Tesla Model S sendiri, Tesla sudah menyebutkan bahwa sistem di mobil mereka bukan sistem “full automatic”. Banyak pihak yang menganggap bahwa Model S memiliki kemampuan serupa dengan self-driving car “full automatic” sehingga melupakan kewajiban mereka sebagai seorang pengemudi. Kesalahan anggapan ini tentu saja menyebabkan potensi masalah di kemudian hari, dan bisa saja akan menyebabkan keraguan yang makin besar yang didasari oleh kesalahan anggapan.