Hands-on: Gigabyte GeForce RTX 2080 Gaming OC 8GB di 4K Gaming
Konsumsi Daya




Konsumsi daya RTX 2080 yang kami uji ini sekitar 30%-an di atas GTX 1080 FE, sebuah nilai yang termasuk tinggi. Meski demikian, performa-nya di Game termasuk baik (terutama game berat seperti Shadow Of The Tomb Raider di 4K),sehingga RTX 2080 masih memiliki performance-per-watt lebih tinggi dari GTX 1080 FE maupun GTX 1080 Ti Lightning.
Bonus: DLSS (Deep Learning Supersampling)
Image: DLSS

Performance: DLSS

Image: TAA

Performance: TAA

DLSS (Deep-learning Supersampling) adalah adalah sebuah mode dimana GeForce Turing memanfaatkan Tensor Core yang dimiliki-nya untuk mengaplikasikan post-processing pada gambar berdasarkan kalkulasi AI dan Deep Learning. Tujuan DLSS adalah mendapatkan image quality bagus, dengan performa lebih baik.
Performa lebih baik ini terjadi salah satunya karena karena SM Unit yang biasanya menangani post processing tidak digunakan untuk mengkalkulasi perhitungan grafis/post-processing ini (seperti AA), dan yang melakukan ‘post-processing’ tersebut adalah Tensor Cores pada Turing(tentu dengan deep learning ‘training’ data yang diberikan NVIDIA). Ini yang membuat RTX 2080+DLSS memiliki performa lebih tinggi dibanding solusi TAA.
Kami akan melakukan pembahasan tersendiri mengenai DLSS ini saat lebih banyak aplikasi yang mendukung (saat ini baru ada beberapa demo saja).
Bonus: Ray Tracing

Meskipun tanggal rilis GeForce RTX sudah lama berlalu, tapi sampai hari ini belum ada game yang secara resmi memanfaatkan fitur Ray Tracing pada GeForce RTX. Satu-satunya tech demo yang menunjukkan kemampuan Real-time Ray Tracing pada RTX adalah ‘Reflections’ demo yang diberikan kepada para tester dan reviewer, pada scene ini ada framerate overlay, yang menunjukkan kalau GeForce RTX bisa mendapatkan 40 FPS-an pada demo real-time ray tracing tersebut.
Demo ini saat ini hanya berjalan di GeForce RTX, sehingga kami tidak mungkin membandingkannya ke GeForce GTX.
Kesimpulan



Pada skenario 4K, tidak dipungkiri bahwa GeForce RTX 2080 memiliki performa tinggi. Beberapa game berat yang kami bebankan padanya dapat dijalankan pada 60 FPS lebih, walau tetap ada aplikasi berat seperti Far Cry 5, FF XV, dan Shadow of The Tomb Raider yang beroperasi pada 40-50an FPS.
Kalau dibandingkan dengan GeForce GTX 1080 FE, sesama Graphics Card kedua terkuat di seri-nya, ada peningkatan yang cukup drastis. Secara rata-rata, Gigabyte GeForce RTX 2080 Gaming OC yang kami gunakan hampir 1.4x lebih kencang dari GTX 1080 FE pada skenario 4K.
Nah, hal menarik berikutnya adalah saat melihat GeForce RTX 2080 ini melawan salah satu GeForce GTX 1080 Ti custom terkencang, GeForce GTX 1080 Ti Lightning-Z. Secara umum, GTX 1080 Ti Lightning-Z unggul tipis dari Gigabyte RTX 2080 Gaming OC, sekitar 4% secara rata-rata. Melihat keunggulan GeForce RTX 2080 yang ada di benchmark sintetis 3DMark Time Spy Extreme, dan Shadow of the tomb Raider DX12, kami bisa berasumsi bahwa GeForce RTX 2080 nampak akan kencang ketika aplikasinya menggunakan beberapa keunggulan arsitektur dan shader unit dari GPU Turing, seperti misalnya kemampuan memproses floating point dan integer operation secara simultan.
Sama seperti generasi sebelumnya, GeForce RTX Turing memiliki ekstra headroom yang bisa dimanfaatkan, dari memaksimalkan power limit/target, hingga ke overclocking secara manual. Kami belum memiliki data lengkap untuk pengujian semua game dalam keadaan overclock, namun rekan kami di JagatOC yang menguji Gigabyte RTX 2080 Gaming OC, menemukan bahwa VGA tersebut masih punya potensi untuk ditingkatkan kecepatan GPUnya menjadi lebih dari 2 Ghz, dan Memory GDDR6-nya bisa beroperasi di sekitar 16 Gbps.
Total peningkatan kinerja setelah overclocking adalah sekitar 8-10% di benchmark sintetis. Perlu dicatat juga, suhu GPU pada unit Gigabyte ini masih terjaga di 60 – 63 C -an bahkan saat overclocking(dengan fan speed 70%, noise-nya masih masuk akal).
GPU Boost Clock

Temperature


Berasumsi bahwa peningkatan ini juga terjadi di game, maka RTX 2080 yang di-overclock maksimal berpotensi mengalahkan GeForce GTX 1080 Ti yang di-overclock juga. Namun kami belum melakukan overclock untuk pengujian game, dan itu kami serahkan pada rekan kami di JagatOC pada waktu mendatang.
Penutup

GeForce RTX 2080 memang datang sebagai solusi GPU yang kencang, dengan peningkatan dari generasi GTX 1080 yang lumayan signifikan. Namun perlu dicatat, sampai saat ini, harga GeForce RTX 2080 masih cukup tinggi, setidaknya 15 Juta IDR atau lebih. (Kami berpikir kalau GTX 1080 Ti bisa lebih murah dari RTX 2080 saat ini :p)
Anda yang berminat melakukan upgrade ke card ini harus selalu ingat bahwa pada saat ini belum ada aplikasi/game yang secara khusus dibuat untuk memanfaatkan berbagai fitur dari GeForce RTX, jadi yang Anda bayarkan saat ini adalah kemampuan Shader unit yang lebih efisien, memiliki performance per watt yang baik, dan juga sebuah GPU yang sanggup menangani game pada 4K di setidaknya 60 FPS (walau Anda harus menurunkan beberapa setting grafis pada game yang memang berat).
GeForce RTX memiliki banyak fitur menarik (terutama DLSS!), dan kami hanya bisa berharap aplikasi yang mendukung fitur-fitur tersebut cepat dirilis. Sekian saja, sesi hands-on singkat kami, sampai jumpa di artikel seputar GeForce RTX berikutnya!
- Gigabyte GeForce RTX 2080: Overview
- Gigabyte GeForce RTX 2080: Testbed, dan Metode Pengujian
- Gigabyte GeForce RTX 2080: Assassins Creed Unity & Battlefield 1
- Gigabyte GeForce RTX 2080: F1 2017 & Far Cry 5, FF XV Benchmark
- Gigabyte GeForce RTX 2080: GTA V, Hitman
- Gigabyte GeForce RTX 2080: Shadow of Tomb Raider, The Witcher 3
- Gigabyte GeForce RTX 2080: Konsumsi Daya, Kesimpulan