Analisis Core i9-10980XE untuk Berbagai Workload: Berguna di Mana Saja?
Perkembangan processing power pada prosesor umumnya bisa diamati dari beberapa aspek, mulai dari arsitektur(yang berhubungan dengan IPC – instruction per clock), Clockspeed, Core Count (Jumlah Core), dan lain sebagainya. Sekitar 3 tahun belakangan ini, Jumlah Core adalah satu aspek pada prosesor desktop yang berkembang cukup pesat.
Saat artikel ini rilis, kita bisa menemui bahwa prosesor dengan 8-Core (16-thread dengan SMT) diletakkan pada kelas mainstream, dimana harganya masih cukup terjangkau. Di sisi lain, perkembangan prosesor kelas High-end Desktop (HEDT) juga mengalami perkembangan cukup tajam, dimana kita menemukan prosesor dengan 16-Core atau lebih (bahkan 32-core!).
Namun, perlu diingat bahwa jumlah core yang meningkat ini belum tentu memberikan performance scaling yang optimal, karena tidak semua aplikasi/software memanfaatkan semua core prosesor. Real-world workload umumnya memiliki kadar pemanfaatan jumlah core yang berbeda dengan benchmark sintetis. Ini berbeda dengan benchmark sintetis, yang umumnya tidak memiliki masalah untuk me-load semua core seperti Cinebench R15, Geekbench 4, 3DMark CPU Score, etc.
Untuk itu, pada akhir 2019 ini kami melakukan sebuah analisis singkat untuk melihat software dan skenario penggunaan apa saja yang bisa memanfaatkan jumlah core banyak. Mari mulai!
Testbed & Metode Pengujian
18-Core : Masih Scaling?
Prosesor yang diuji pada eksperimen ini adalah prosesor Intel Core i9-10980XE, sebuah prosesor High-end Desktop dari Intel. Prosesor dengan codename ‘Cascade Lake-X‘ ini menggantikan posisi prosesor ‘Skylake-X’ pada platform X299 – LGA2066.
Prosesor ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:
- 18-core, 36-Thread
- Base Clockspeed 3 Ghz, Max Turbo Frequency 4.6 – 4.8 Ghz*
- 24.75MB L3 Cache
- 165W TDP (Base)
- Dukungan Quad-channel DDR4 (DDR4-2933 by spec, bisa lebih tinggi bergantung pada RAM/XMP/Motherboard)
*Keterangan : Clockspeed saat Turbo akan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti load, suhu, power, dan sebagainya. Pada load Cinebench R15 All-core kami mencatatkan clockspeed sekitar 3.8Ghz All-core, sedangkan kecepatan 1-core-nya tercatat maksimal di sekitar 4.7 Ghz.
Pembanding: Core i9-9900KS, 8-Core Kencang
Untuk pembanding, kami merasa prosesor desktop 8-Core adalah konfigurasi yang cukup umum digunakan PC kelas mainstream beberapa tahun ke depan, untuk itu kami memilih : Core i9-9900KS – prosesor 8-Core tercepat yang kami punya saat artikel ini dirilis, dan memiliki rating 5 Ghz all-core.
Spesifikasi Testbed lengkap
8-Core Platform:
Intel Core i9-9900KS + MSI Z390 GODLIKE
18-Core Platform:
Intel Core i9-10980XE + ASUS STRIX X299-XE GAMING
Komponen Umum:
RAM : G.Skill TridentZ 4x8GB DDR4-3600CL16 (Run at DDR4-3200 CL16)
GPU: MSI GTX 1080 Ti Lightning-Z
SSD: Corsair MP500 nvme
PSU: Corsair AX1200i
CPU Cooler: Corsair H105 AIO Watercooling
Software / Test List
Kami ingin melihat perbedaan performa yang terjadi antara prosesor 8-core dengan 18-core, pada beragam aplikasi real-world, walau juga ada beberapa benchmark sintetis sebagai pembanding.
Kami menggunakan :
Benchmark Sintetis
- Cinebench R15 (Multi-core & Single-Core)
- Geekbench 4 (Multi-core & Single-core)
- 3DMark Time Spy Extreme – CPU Score
Test Real-world
- File Compression : 7-Zip (1.5GB file to 700MB)
- Audio – MP3 Encoding : Foobar + LAME Encoder (43 FLAC File to MP3)
- Batch Image Processing : Fastone Photo Resizer (Image Resize to 500 Pixel width, 100 JPEG Pics)
- 3D Rendering : Blender 2.80 (bmw27)
- Video Encode : Handbrake (4K to 1080p30 Fast preset)
- Video Project Export Speed : Adobe Premiere Pro & Media Encoder 2020 (1080p Youtube Preset)
- Code Compile : Visual Studio 2019 (Unreal Engine 4 Code Compile)
- Gaming Esport : CS:GO (DX9, 1080p, Very Low/Competitive Detail)
- Gaming AAA : Shadow of Tomb Raider (DX12, 1080p. Highest Detail)
Hasil