Langkah AMD Buat Ryzen Mobile 4000 Lebih Baik Lagi
Berbagai hal sudah dilakukan AMD untuk membuat Ryzen Mobile 4000 Series menjadi prosesor mobile yang sangat sesuai untuk kebutuhan masa kini. Mereka mengadopsi arsitektur Zen 2, menggunakan fabrikasi 7 nm, menyertakan konektivitas modern serta dukungan RAM yang lebih mumpuni, serta memperbaiki power efficiency lini Renoir tersebut. Namun, bukan hanya itu saja, AMD juga mengambil beberapa langkah lain lagi untuk membuat Ryzen Mobile 4000 Series lebih baik lagi.
Tingkatkan Berbagai Fitur: Fokus ke “Mobile SoC”
AMD sendiri sudah punya prosesor Zen 2 untuk desktop dan kini Zen 2 dihadirkan di perangkat mobile. Menangani sebuah prosesor untuk desktop tentu saja tidak bisa disamakan dengan sebuah Mobile SoC. Salah satu contohnya adalah bagaimana perangai CPU dalam pengaturan boost clock sesuai dengan suhu. Di desktop, suhu bisa diturunkan dengan menggunakan sistem pendingin yang lebih baik, membuka peluang untuk mendapatkan boost clock yang lebih tinggi atau masa boost yang relatif lebih panjang. Namun, hal itu tidak mudah dilakukan di sebuah laptop.
Sebagai upaya untuk mendapatkan kontrol performa dengan presisi lebih baik, di Ryzen Mobile generasi sebelumnya AMD sudah menghadirkan fitur seperti Dynamic Power & Thermal Control (DPCT) yang membuat kontrol daya ke SoC bisa diatur on-the-fly sesuai kondisi tertentu, seperti apakah laptop tengah menggunakan daya baterai atau adaptor daya; ada juga Skin Temperature Aware Power Management (STAPM) yang memungkinkan boost lebih tinggi dengan perkiraan suhu skin temperature. Namun, hal-hal tersebut dirasa AMD masih belum cukup, dan mereka ingin Ryzen Mobile 4000 Series bisa menerima lebih banyak informasi untuk kontrol yang lebih presisi.
Performa Relatif Tinggi, Tapi Suhu Terjaga
Salah satu fitur yang ditingkatkan kemampuannya dan dihadirkan di Ryzen Mobile 4000 Series adalah System Temperature Tracking (STT) V2. Fitur ini memungkinkan embedded controller dalam SoC mengirimkan informasi ke Infinity Fabric terkait bacaan suhu skin temperature dari sensor yang ditempatkan di area-area dengan potensi panas paling tinggi di bodi laptop. Informasi yang didapatkan bisa dimanfaatkan untuk menentukan boost clock, dengan mempertimbangkan suhu permukaan laptop agar tidak terlalu tinggi, menyeimbangkan performa dengan kenyamanan pengguna.
STT V2 ini bekerja sama dengan STAPM dalam pengaturan boost yang lebih baik. Memanfaatkan STT V2 ini, durasi boost bisa lebih panjang, sesuai dengan kondisi skin temperature. Menariknya, untuk SoC Renoir ini, controller untuk menerima data dari sensor sudah terintegrasi di SoC, sehingga disebut AMD sebagai embedded controller, tidak lagi membutuhkan controller tambahan di luar SoC.
AMD SmartShift: Alokasi TDP yang Lebih Pintar
Fitur berikutnya yang ditawarkan AMD untuk membuat Ryzen Mobile 4000 Series jadi SoC yang lebih mumpuni dari sebelumnya adalah AMD SmartShift. Lewat fitur ini, TDP dari CPU dan GPU diskrit di dalam laptop bisa diatur secara dinamis, lebih optimal bila beban hanya lebih berat ke salah satu komponen saja. Fitur ini mengatasi masalah yang ada selama ini, di mana produsen laptop harus memberikan batas TDP terhadap CPU dan GPU agar sistem pendingin tidak kewalahan menangani suhu operasi kedua komponen itu.
Dengan AMD SmartShift, bila CPU mendapatkan beban besar sementara GPU diskrit tengah idle, maka alokasi TDP CPU bisa ditingkatkan ke batas yang lebih tinggi yang masih bisa ditangani oleh sistem pendingin laptop, dan sebaliknya. Menurut penjelasan AMD, SmartShift ini bisa memberikan peningkatan performa untuk CPU atau GPU diskrit, membantu mendapatkan performa yang lebih optimal untuk skenario kerja yang tidak membebani kedua komponen secara bersamaan. AMD memberikan contoh peningkatan hingga 12% di Cinebench R20, skenario di mana CPU mendapat beban besar sementara GPU diskrit relatif tidak dipakai; atau 10% di The Division 2, skenario di mana game GPU bound membuat GPU diskrit mendapatkan beban berat sementara CPU tidak.
Namun, untuk implementasi AMD SmartShift ini, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yang utama tentunya adalah GPU diskrit yang digunakan untuk mendampingi Ryzen Mobile 4000 Series adalah Radeon berbasis “Navi 10”, untuk saat ini. Selain itu, sistem pemasok daya untuk CPU dan GPU diskrit harus bisa memenuhi kebutuhan daya sesuai dengan peak power masing-masing. Tidak ketinggalan, sistem pendingin juga harus menawarkan kemampuan pendinginan yang memadai untuk kedua komponen saat masing-masing bekerja di performa tertingginya.
AMD SmartShift ini juga bisa bekerja bersama dengan STT V2, untuk mendapatkan boost GPU diskrit tetapi tidak mengganggu kenyamanan pengguna. Sensor tambahan bisa ditempatkan di area dekat GPU diskrit untuk memantau suhu di sekitar area tersebut dan diintegrasikan ke loop STT V2. Hal ini memungkinkan kontrol performa dengan presisi tinggi, memberikan performa yang relatif lebih tinggi yang disesuaikan dengan suhu, sehingga tidak mengganggu kenyamanan pengguna.
Lebih Responsif, Tapi Tetap Hemat Daya
Ryzen Mobile 4000 Series ini juga disebut AMD menawarkan respon yang lebih baik, yang salah satunya disebabkan karena kontrol clock yang lebih cepat dan akurat. Saat ada beban kerja yang membutuhkan prosesor bekerja di clock tinggi, SoC Renoir ini akan langsung beralih ke clock tinggi dengan cepat, yang diharapkan membuat pekerjaan bisa diselesaikan lebih cepat, sehingga prosesor bisa kembali ke dalam kondisi idle dengan lebih cepat. Hal ini akan membuat efisiensi kerja makin baik, yang berimbas ke penggunaan daya yang relatif lebih hemat.
Kontrol performa dari dalam sistem operasi juga disebut ditingkatkan di Renoir ini. Pengguna bisa mengatur apakah laptop akan beroperasi di mode performa tinggi atau mode yang lebih hemat baterai melalui slider yang ada di Windows 10 atau aplikasi besutan produsen laptop. System Management Control di Ryzen Mobile 4000 Series akan mengatur performa maksimal yang bisa diberikan prosesor sesuai pengaturan dari pengguna tersebut, apakah pengguna butuh performa tinggi secara konsisten walaupun laptop tengah tidak terhubung ke sumber listrik, atau justru pengguna butuh daya tahan baterai lebih panjang.