Acronis: Kejahatan Cyber Meningkat di Tengah Pandemi Covid-19

Reading time:
April 15, 2020
Survey Result Graphic

Acronis sebagai salah satu pemimpin global dalam industri perlindungan siber, belum lama ini mengungkapkan hasil laporan kejahatan cyber melalui laporan tahunan mereka, yaitu World Cyber Protection Week. Dalam laporannya tersebut, Acronis mengungkapkan bahwa 42% perusahaan mengalami insiden kehilangan data akibat downtime di tahun lalu. Angka yang tinggi tersebut kemungkinan disebabkan oleh fakta bahwa meski 90% perusahaan mencadangkan komponen TI yang harus mereka lindungi, namun hanya 41% yang mencadangkannya secara harian. Hal ini menyebabkan banyak bisnis kehilangan data yang diperlukan pada saat pemulihan.

Angka yang diungkap dalam acara World Cyber Protection Week Survey 2020 dari Acronis menggambarkan realita baru yang menunjukkan bahwa strategi dan solusi perlindungan data tradisional tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan TI modern individu maupun perusahaan. Karenanya, Acronis memperingati acara tahunan World Backup Day, yang dirayakan tanggal 31 Maret dalam bentuk pengingatan untuk mencadangkan data, dengan mengadakan World Cyber Protection Week dari tanggal 30 Maret sampai 3 April. Dimana saat ini tidak cukup hanya dengan Backup data saja namun dilengkapi dengan proteksi data dan Cyber security.

Berdasarkan hasil survei tahunan yang dilakukan kepada hampir 3.000 orang ini mengukur kebiasaan perlindungan data oleh pengguna di seluruh dunia, yang mana hampir 91% individu mencadangkan data dan pernagkat mereka, tetapi 68% masih mengalami kehilangan data akibat terhapus tidak sengaja, kegagalan hardware atau software dan backup yang tidak pernah di update. Temuan ini tentu saja menekankan akan pentingnya penerapan strategi perlindungan siber yang menyertakan pencadangan data berkali-kali setiap harinya.

Refany Iskandar, selaku Managing Director PT Optima Solusindo Informatika sebagai distributor resmi Acronis, mengungkapkan mengingkatnya serangan siber terjadi karena masih individu atau organisasi yang melakukan backup secara tradisional. Dengan begitu, mereka akan menjadi target para pelaku kejahatan siber dimana backup tersebut tidak lagi cukup untuk melindungi data, aplikasi dan sistem. Survei menunjukkan bahwa hanya mengandalkan pencadangan untuk keberlanjutan bisnis seutuhnya sangatlah berbahaya.

Survey Result Graphic 1 e1586933730869

88% profesional TI mengutamakan ransomware, 86% – pembajakan kripto, 87% – serangan rekayasa social engineering seperti phishing, dan 91% – pembobolan data. Pengguna personal: hampir sama tinggi, naik 33% dibandingkan dengan survey Acronis 2019. 30% pengguna personal dan 12% profesional TI tidak akan tahu jika data mereka diubah mendadak.

Meningkatnya penipuan siber terkait dengan meningkatnya virus COVID-19 yang terdeteksi di Asia dalam 2 minggu terakhir, di Tiongkok, Vietnam, Korea Selatan, dan banyak lagi. Sementara itu, Indonesia menjadi salah satu negara yang terpapar. Pelaku cyber crime memanfaatkan ketakutan dan kekacauan yang disebabkan oleh pandemi global ini.

Untuk memastikan perlindungan lengkap, pencadangan yang aman harus menjadi bagian dari pendekatan perlindungan siber komprehensif dari sebuah perusahaan, termasuk alat perlindungan ransomware, disaster recovery, cyber security, dan perangkat manajemen. Pendekatan terintegrasi mendalam ini juga memenuhi Lima Vektor Cyber Securiry; memberikan keselamatan, aksesibilitas, privasi, autentisitas, dan keamanan (safety, accessibility, privacy, authenticity, dan security atau SAPAS) untuk semua data, aplikasi, dan sistem.

Share
Load Comments

Gadget

October 19, 2025 - 0

Review Infinix GT 30: Smartphone Gaming Padahal Aslinya All-Rounder!

Ini adalah Infinix GT 30! Ya, hape ini adalah versi…
July 10, 2025 - 0

Fossil Hadirkan Dua Jam Tangan Kolaborasi Marvel Fantastic Four

Fossil mengumumkan hadrinya dua jam tangan eksklusif hasil kolaborasi Marvel…
June 18, 2025 - 0

Review “Singkat” Samsung Galaxy S25 Edge: Smartphone Pemicu Pro-Kontra! Sebaik/Seburuk Itu?

Ini hape yang memicu Pro-kontra.  Banyak orang, bahkan kami pun…
June 17, 2025 - 0

Review Amazfit Active 2 Square: Smartwatch “Kotak” yang Klasik, Canggih, dan Baterai Awet!

Kalian sedang cari smartwatch bentuk kotak yang canggih, baterai irit,…

Laptop

November 8, 2025 - 0

Review Axioo Hype-R X8 OLED: Laptop AMD Ryzen PRO Rp 8 Jutaan

Setelah sebelumnya menggunakan prosesor Intel, Laptop Axioo Hype-R kini hadir…
November 7, 2025 - 0

Review Acer Swift Go 14 AI (2025): Desain Cantik, Layar Mewah, Baterai Tahan Seharian!

Ini adalah laptop yang cocok banget diajak kerja outdoor. Karena…
November 4, 2025 - 0

Seri Mengenal Laptop Gaming feat. HP – Part 4: Ini Rahasia Kenapa Performa Laptop Gaming Lebih Kencang!

Kita semua tahu Laptop Gaming itu bisa kencang karena menggunakan…
October 28, 2025 - 0

Review Acer Nitro V 15 (2025): Laptop RTX 5050 Ternyata Sekencang Ini!

Ini Laptop Gaming terjangkau dari Acer dengan GPU RTX 50…

Gaming

November 15, 2025 - 0

Ubisoft Tunda Laporan Keuangan FY26 dan Hentikan Perdagangan Saham

Ubisoft tunda laporan keuangan FY26 dan hentikan perdagangan saham di…
November 15, 2025 - 0

Red Dead Redemption Akan Meluncur di Android & iOS via Netflix

Red Dead Redemption akhirnya menuju ranah mobile pada Desember ini,…
November 15, 2025 - 0

ARC Raiders Resmi Nerf Perk Security Breach di Update 1.2.0

ARC Raiders secara diam-diam lakukan nerf untuk perk Security Breach…
November 15, 2025 - 0

Pokemon Pokopia Bisa Main di Nintendo Switch Lama Dengan Syarat Tertentu

Pokemon Pokopia ternyata tetap bisa dimainkan di Nintendo Switch pertama,…