Review Canon MP250: Proyektor Mini Paling Ringkas, Konektivitas Lengkap
Pengalaman Penggunaan
Instalasi
Untuk instalasi atau pemasangan terbilang cukup sederhana dan mudah. Pengguna hanya perlu mengatur jarak proyektor ke bidang proyeksi untuk mengatur ukuran tampilan yang diinginkan. Seperti yang dijelaskan pada spesifikasi, proyektor Canon MP250 ini bisa menampilkan gambar dengan ukuran mulai dari 16 inci hingga 93 inci. Sayangnya tidak ada fitur Zoom, jadi pengguna hanya bisa mengatur ukuran gambar secara manual dengan cara tersebut.

Untuk menampilkan gambar ukuran kecil, proyektor harus di dekatkan ke bidang proyeksi, dan sebaliknya jika ingin menampilkan gambar berukuran lebih besar, maka proyektor harus dijauhkan dari bidang proyeksi. Pastikan juga proyektor diletakan di bidang yang datar, agar gambar yang ditampilkan tidak miring.

Setelah mengatur ukuran layar, pengguna kemudian harus mengatur fokus proyeksi melalui pengatur yang ada di bagian sisi. Sayangnya memang proyektor ini belum memiliki sistem fokus secara otomatis, jadi pengguna perlu sedikit usaha untuk mengatur gambar agar bisa fokus. Selain itu proyektor juga memiliki koreksi keystone, meskipun hanya untuk tampilan vertikalnya saja.
Baca Juga: Review 4 Monitor Portable ASUS: ZenScreen dan ROG Strix • Jagat Review
Beralih ke antarmuka, meskipun menggunakan sistem operasi Android, namun Canon memberikan antarmuka kustom versi mereka sendiri ke proyektor Cann MP250 ini. Tampilannya cukup sederhana, dengan beberapa icon yang hadir dalam bentuk Tiles. Baik aplikasi dan menu pengaturan dapat diakses melalui menu awal, dengan mudah.

Untuk pengoperasian menggunakan touchpad, caranya sama seperti penggunaan touchpad di laptop. Yaitu pengguna hanya perlu mengklik pada icon-icon tertentu untuk melakukan perintah buka. Yang sedikit berbeda yaitu untuk melakukan scrolling pada layar, dimana pengguna perlu melakukan swipe dengan menggunakan dua jari ke atas dan kebawah.

Pengalaman menggunakan touchpad ini sebenarnya memang cukup praktis, apalagi jika menggunakan proyektor saat berpergian, jadi pengguna tidak perlu membawa banyak perangkat. Akan tetapi sedikit merepotkan saat ingin menavigasikan layar atau mengetik pada kolom pencarian, karena tentunya pengguna harus berada dekat dengan perangkat proyektor itu sendiri. Berbeda jika navigasinya menggunakan remote khusus, tentunya bisa dilakukan tanpa harus menyentuh perangkat proyektor langsung.
Kualitas Gambar
Untuk kualitas tampilannya cukup baik. Dengan kecerahan 250 lumens dan menggunakan teknologi DLP, gambar yang dihasilkan memiliki warna yang cukup cerah dan warna yang baik.
Meskipun tentunya dengan tingkat kecerahan yang tidak begitu tinggi, pengguna hanya bisa menampilkan gambar secara optimal saat berada di ruangan dengan kondisi yang minim cahaya, untuk menjaga kontras gambar tetap baik.
Untuk kualitas detailnya, tentunya tidak bisa berharap lebih karena proyektor ini memang hanya bisa menampilkan resolusi maksimal di 854 x 480 (WVGA). Jadi, baik pengguna memutar video dengan sumber format HD, Full HD maupun 4K, kualitas yang ditampilkan tidak akan banyak berbeda.
Konektivitas & Antarmuka
Berbekal konektivitas Wifi, tentunya kita bisa mengakses beragam konten menarik lewat internet. Cukup menyambungkan ke wifi yang tersedia, beragam aplikasi bisa diakses dengan sangat mudah.
Beralih ke OS dan interface, sayangnya perangkat ini masih menggunakan Android 7 yang tidak didukung dengan Google Service. Jadi pengguna tidak bisa dengan mudah menginstal aplikasi karena tidak adanya Google Playstore.
Solusinya, pengguna bisa menginstal aplikasi menggunakan sumber lain seperti memasukan file APK atau mengunduh APK menggunakan aplikasi APK Pure. Kami mencoba menginstal aplikasi Netflix, dan berhasil berjalan dengan baik.

Sementara untuk layanan streaming yang wajib yaitu YouTube, sayangnya meskipun aplikasi tersebut berhasil diinstal tapi tidak dapat berjalan, karena membutuhkan layanan Google Service.
Untungnya disini tersedia aplikasi browser, jadi pengguna bisa membuka streaming YouTube melalui pencarian browser. Dengan aplikasi browser tentu tampilannya tidak akan sesimple langsung dari aplikasi, tapi paling tidak ada solusi untuk kebutuhan tersebut.
Pengguna juga bisa memutar video atau membuka file lain melalui sumber lain yaitu port HDMI dan Port USB. Dan yang paling penting disini adalah ketersediaan fitur mirroring. Adanya fitur ini bahkan hampir menyelamatkan semua kekurangan yang telah kita sebutkan, soal keterbatasan yang dimiliki pada OS Android yang digunakan.
Ya, dengan fitur mirroring ini, tentunya kita bisa membuka semua aplikasi dengan mudah melalui perangkat gadget kita, untuk nantinya kita tampilkan pada proyektor. Tak cuma itu, ada juga fitur Air Play, yang bisa digunakan oleh pengguna iOS untuk membagikan tampilan gadget mereka ke layar.

Untuk speaker, kualitasnya memang terbilang standar apalagi karena speaker built in yang tersedia hanya mono speaker. Tapi paling tidak, pengguna bisa tetap mendengarkan audio tanpa perlu terhubung ke perangkat audio lain. Kalau ingin audio yang lebih imersif, bisa menyambungkannya menggunakan koneksi bluetooth yang tersedia.
Tak cuma audio, melalui koneksi bluetooth kita juga bisa menggunakan aksesori lain seperti input device mouse/keyboard, untuk memudahkan kita saat mengoperasikan proyektor tersebut. Selain bentuk yang portable dan sangat ringkas, konektivitas yang lengkap menjadi keunggulan utama yang dimiliki proyektor ini.
Daya/Baterai
Penggunan proyektor tentunya akan lebih optimal jika menggunakan power DC-in saat diopersikan. Tapi, adanya baterai membuat pengalaman mobile pada proyektor menjadi semakin menyenangkan.

Di kondisi tertentu, dimana pengguna tidak memungkinkan untuk terhubung dengan daya listrik, pengguna tetap bisa menggunakan proyektor unttuk beragam aktivtas. Misalnya seperti saat gathering di outdoor atau meeting dengan klien di luar kantor, Canon MP250 bisa tetap digunakan dengan sangat praktis. Kapasitas baterai 3100mAh ini bisa bertahan untuk pengoperasian sekitar 2 jam.