Review Razer DeathAdder V2 X Hyperspeed: Bisa Pakai Wireless 2,4GHz dan Bluetooth

Author
Irham
Reading time:

Razer terus meluncurkan beragam produk periferal terbaru untuk mengakomodir kebutuhan penggunanya yang juga beragam. Produk-produk Razer kini juga tidak hanya hadir di segmen harga yang tinggi, tapi juga banyak yang lebih terjangkau.review razer deathadder v2 x hyperspeed

Kali ini kami kedatangan lagi perangkat mouse dari Razer yaitu DeathAdder V2 X Hyperspeed. Ini adalah mouse gaming wireless yang memilik fitur beragam, namun dengan harga yang cukup terjangkau.

Apa saja yang ditawarkan oleh mouse gaming terbaru Razer ini. Langsung saja kita simak reviewnya berikut ini.

Desain & Spesifikasi

Saat menggenggam mouse Razer DeathAdder V2 X Hyperspeed ini, mouse ini rasanya memang sangat cocok untuk gamer dengan tangan yang cukup besar.

Ukurannya lebih besar dibandingkan dengan mouse Razer Viper 8K Hz yang pernah kami review sebelumnnya. Untuk ukurannya yang besar, mouse ini memiliki bobot yang terbilang ringan, yaitu hanya sekitar 103 gram.

review razer deathadder v2 x hyperspeed

Desain mouse ini juga hanya cocok digunakan oleh pengguna yang dominan tangan kanan, bukan Ambidextrous, yang bisa dipakai oleh semua pengguna. Bentuknya cenderung melengkung ke arah kanan, yang memang secara ergonomi akan sangat nyaman dipegang dengan tangan kanan.

Untuk tampilannya, mouse ini terkesan sangat simple dan mungkin terlalu polos untuk sebuah mouse gaming. Seluruh bodi memiliki warna hitam, bahkan termasuk logo Razer yang biasanya ditonjolkan dengan warna hijau ataupun lampu RGB.

Tidak ada lampu RGB di mouse gaming ini, dan hanya ada lampu indikator yang berada di bagian tengah mouse. Indikator ini, selain berfungsi menunjukan bahwa mouse tengah menyala, juga bisa memberikan indikator koneksi yang digunakan, dan juga level DPI yang dipilih pengguna.

review razer deathadder v2 x hyperspeed

Beralih ke tombol, mouse ini punya tujuh tombol (termasuk tombol kanan, kiri dan scroll), dimana beberapa tombol dapat dikustom fungsinya oleh pengguna. Selain tiga tombol utama, tombol lainnya yaitu tombol dua tombol pengaturan DPI di sudut kiri, dan juga dua tombol ekstra di samping bagian kiri.

Tombol-tombol ini menggunakan Razer Mecahincal Mouse Switch Gen 2, yang diklaim memiliki ketahanan pakai hingga lebih dari 60 juta kali.

review razer deathadder v2 x hyperspeed (12)

Penempatan tombol-tombol pada mouse terasa cukup nyaman di tangan pengguna, karena semuanya cukup mudah dijangkau oleh jari-jari pengguna. Bahkan dua tombol ekstra yang ada di sisi samping, juga sangat mudah dijangkau oleh ibu jari.

Hanya saja untuk tombol pengaturan DPI, dengan posisinya yang berada di sudut kiri atas tombol kiri mouse, sering kali secara tidak sengaja tersentuh, sehingga mengubah pengaturan DPI pada mouse. Mungkin akan lebih pas kalau diletakan di sisi sebelah kanan, yang memang tidak terisi tombol apapun disana.

review razer deathadder v2 x hyperspeed

Cara mengakses slot baterainya yaitu dengan membuka cangkang bagian atas mouse. Menariknya, mouse ini memiliki dua buah slot baterai, yaitu berukuran AAA dan AA. Dan pengguna bisa memilih salah satu slot untuk diisi baterai, tidak perlu kedua slot diisi, walapun pengguna juga bisa mengisi kedua slot bersamaan jika ingin mendapatkan daya tahan baterai yang lebih lama.

review razer deathadder v2 x hyperspeed (12)

Di sisi bagian bawahnya, tentunya terdapat komponen optic mouse. Dan di sisinya terdapat switch untuk mengatur mouse dalam keadaan Off, ataupun On dalam dua opsi koneksi yaitu menggunakan Bluetooth atau menggunakan WiFi 2,4GHz (Dongle).

Koneksi wireless dengan dua opsi ini menjadi salah satu keunggulan utama yang ditawarkan oleh DeathAdder v2 X Hyperspeed ini. Ini sangat menarik, karena pengguna bisa memilih koneksi yang mereka inginkan sesuai kebutuhan.

review razer deathadder v2 x hyperspeed

Misalnya jika saat ingin menggunakan mouse bersama dengan perangkat PC di rumah, pengguna bisa menggunakan konektivitas WiFi 2,4GHz menggunakan USB dongle yang tersedia. Lalu ketika berpergian menggunakan laptop, pengguna bisa memakai koneksi Bluetooth, tanpa harus melepas dongle USB WiFi yang telah terpasang di perangkat PC di rumah.

Dan skenario lain seperti misalnya pengguna lupa menaruh dongle WiFi Mouse atau bahkan hilang, mouse ini masih bisa terhubung menggunakan koneksi Bluetooth yang dimiliknya.

Software

Seperti perangkat periferal dari Razer lainnya yang pernah kami review, Razer DeathAdder V2 X Hyperspeed juga memiliki konfigurasi yang dapat diakses melalui aplikasi Razer Synapse.

Menu yang tersedia di aplikasi ini termasuk pengaturan kustom mapping untuk tombol-tombol yang tersedia, menu pengaturan sensitivitas mouse, kalibrasi dan power.

Untuk kustom mapping tombol, semua tombol dapat diatur ulang fungsinya, kecuali untuk tombol kiri utama. Terdapat total 8 fungsi tombol yang dapat diatur, termasuk Scroll Click, dan scroll Up/Down.

Review Razer DeathAdder X Hyperspeed

Pengaturan sensitivitas DPI yaitu untuk fungsi tombol DPI yang ada pada sudut kiri atas mouse. Tombol DPI memungkinkan pengguna untuk mengatur DPI pada mouse dengan lima level default yaitu 400 DPI, 800 DPI, 1600 DPI, 3200 DPI, dan 6400 DPI. Namun pengguna bisa mengatur masing-masing level DPI dengan maksimal hingga 14000 DPI.

Review Razer DeathAdder X Hyperspeed 3

Selain itu ada juga pengaturan polling rate, dengan opsi default yang dapat dipilih pengguna yaitu 125,500 dan 1000Hz. Semakin tinggi polling rate, semakin cepat respon data yang dikirim dari mouse ke PC. Bagi para gamers, tentunya pengaturan polling rate tertinggi akan lebih menguntungkan.

Menu kalibrasi bisa dimanfaatkan pengguna yang ingin mengkalibrasikan mouse dengan permukaan yang digunakan mengoperasikan mouse tersebut, apakah menggunakan mousepad khusus atau langsung di atas meja.

Sedangkan untuk menu power, pengguna dapat mengatur mode sleep pada mouse. Saat mouse tidak digunakan dalam waktu tertentu yang telah diatur pengguna, maka mouse akan masuk ke mode sleep, tentunya untuk lebih menghemat daya baterai.

Review Razer DeathAdder X Hyperspeed
Load Comments

Gadget

August 8, 2024 - 0

Review iQOO Z9x: Smartphone Andalan di Kelas Menengah

Ini adalah iQOO Z9x, smartphone baru paling terjangkau dari iQOO,…
July 12, 2024 - 0

Preview Samsung Galaxy Z Flip6: Upgrade Signifikan! Smartphone Flip Terbaik 2024?

Selain Samsung Galaxy Z Fold6 yang diluncurkan dalam acara Samsung…
July 12, 2024 - 0

Samsung Galaxy Z Fold6: HP Lipat TERBAIK 2024?

Ya, Jagat Review lagi di Paris untuk membahas Samsung Galaxy…
June 28, 2024 - 0

Review itel VistaTab 30: Tablet 4G dengan Layar Besar, Storage UFS, Harga di Bawah Rp 2 Juta!

Ini adalah itel VistaTab 30, Tablet baru dari itel yang…

Laptop

October 4, 2024 - 0

Review ASUS Vivobook S 15 OLED (S5507): Laptop Snapdragon Bisa Sekencang Ini!

Kita Review lagi nih Laptop Windows 11 yang menggunakan prosesor…
October 2, 2024 - 0

Review ADVAN 360 Stylus Pro: Laptop 2-in-1 Salah Harga?

Laptop Convertible terjangkau dari ADVAN keluar juga versi terbarunya. Tentunya…
October 1, 2024 - 0

Review ASUS ProArt PZ13: “Tablet” Premium dengan Windows untuk Content Creator

Kali ini kita akan membahas sebuah Tablet Windows dari ASUS.…
September 27, 2024 - 0

Review Lenovo Legion 5i Gen 9 (16IRX9): Laptop Gaming Serba Bisa dari Lenovo!

Kalau kemarin kita sudah review laptop gaming kelas premium dan…

Gaming

October 11, 2024 - 0

Steam Kini Terbuka Jelaskan Kita Membeli Lisensi, Bukan Video Game

Kehadiran storefront digital memang datang dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.…
October 11, 2024 - 0

Hari Pertama Rilis, Metaphor: ReFantazio Tembus 1 Juta Kopi!

Seperti sebuah tren yang bergeser, ada begitu banyak game-game yang…
October 11, 2024 - 0

Dynasty Warriors: Origins Sempat Berambisi Hadirkan 10.000 Pasukan Dalam Satu Layar di Playstation 5

Apa yang Anda harapkan dari sebuah game Dynasty Warriors yang…
October 11, 2024 - 0

Review Metaphor – ReFantazio: Pelik Politik Dunia Fantasi!

Apa yang Anda ingat setiap kali membicarakan ATLUS? Maka sebagian…