Review Storage: Dynabook Boost AX5600 2 TB
Platform & Metode Pengujian
Sebelum masuk ke segmen pengujian, ada baiknya kami memberitahukan platform pengujian kami:
- Processor: Intel Core i5 11600K
- CPU Cooler: AIO 240 mm
- Motherboard: ASUS ROG Maximus XIII HERO
- PSU: Corsair TX650M
- Case: No Case, Open Bench Table
- OS: Windows 11 21H2
Lalu pengujian yang kami gunakan untuk SSD Dynabook Boost AX5600 2 TB ini akan meliputi beberapa hal:
- Performance Test
- Synthetic Benchmark yang meliputi:
- CrystalDisk Mark 8.0.4
- 3DMark Storage Benchmark
- Lalu ada Real World App yang meliputi:
- Tes Transfer File 16 GB, 60 GB, 80 GB dan 115 GB
- Tes Decompression File 80 GB
- Suhu
Storage Pembanding
Sebagai pembanding, kami menyertakan dua storage lainnya yaitu SSD dengan interface SATA III berukuran 960 GB dan SSD PCIe NVMe Gen3 x4 berukuran 1 TB. Kehadiran storage lain tersebut, kami lakukan hanya bertujuan sebagai pembanding saja. Dan berikut ini adalah hasil pengujian dari Dynabook Boost AX5600 2 TB.
CrystalDisk Mark
CrystalDisk Mark bertujuan untuk melihat performa tertingginya yang diberikan oleh SSD ini, tapi perlu di ingat kecepatan setinggi ini belum tentu bisa dirasakan di berbagai skenario penggunaan sehari-hari.


Pada hasil pengujian CrystalDisk Mark, performa yang diperlihatkan oleh SSD ini sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh Dynabook.
3DMark Storage Benchmark
3DMark Storage Benchmark ini bertujuan mengukur kecepatan SSD dengan skenario gaming, mulai dari bandwidth dan latency saat memuat tekstur game.


Terlihat bandwidth dan latency yang ditawarkan oleh SSD ini lebih kencang daripada SSD SATA dan hanya ada sedikit perbedaan dengan SSD yang menggunakan interface sama.
Tes Transfer File
Lalu, bagaimana dengan Skenario Real World? Kami mencoba meng-copy data dari SSD kami ke Dynabook Boost AX5600.




Pada hasil pengujian transfer file besar maupun kecil berkapasitas 16 GB, 60 GB, 80 GB dan 115 GB. Terlihat perbedaan menggunakan SSD NVMe dan SATA saat melakukan transfer file, Selisih waktunya sangat signifikan sekali. Sedangkan kalau dibandingkan dengan sesama NVMe hasilnya tidak jauh berbeda.

Saat kami menguji transfer file berukuran besar 115 GB untuk mengukur SLC Cache atau Write Buffer-nya, terlihat bahwa SSD ini performanya cukup stabil. Kecepatannya hanya fluktuatif di awal pengujian lalu stabil sampai akhir dengan kecepatannya berada di sekitar 1.2 GB/s.
Tes Decompression File
File decompression bertujuan untuk melihat kecepatan Baca dan Tulis SSD secara bersamaan.

Hasilnya menunjukkan, Dynabook Boost AX5600 ini saat meng-unzip file berukuran 80 GB hanya memakan waktu sekitar 2 Menit 35 Detik. Jika dibandingkan dengan SSD dengan interface yang sama, hal ini wajar karena Write Buffer yang dimiliki Dynabook Boost AX5600 lebih besar.
Perlu di ingat, kenapa SSD SATA memerlukan waktu yang jauh lebih lama dibandingan SSD NVMe. Hal ini disebabkan karena interface SATA memiliki kecepatan maksimal di 500 MB/s berbeda dengan SSD NVMe yang kecepatannya maksimalnya bisa mencapai 3500 MB/s bahkan lebih untuk generasi PCIe Gen 4.
Suhu
Setelah menguji performanya, bagaimana dengan suhu dari SSD ini?

Saat kami menguji suhu Dynabook Boost AX5600 ini, kami mencatat suhu permukaannya di rentang 40°C – 45°C pada sekitar 3D NAND-nya dan titik hotstpotnya berada di kontroler dengan suhu yang mencapai 68°C. Suhu yang diberikan oleh SSD ini memang terlihat wajar karena tidak dibekali dengan heatsink bawaan. Namun suhu seperti ini masih bisa diturunkan dengan menambahkan heatsink bawaan motherboard.
Perlu di ingat kami membebankan SSD ini dengan menjalankan CrystalDisk Mark, sehingga suhu yang diperoleh ini belum tentu terjadi pada saat penggunaan normal.