Berpotensi Melanggar HAM, Microsoft Tutup Aplikasi Face Recognition
Microsoft dikabarkan menutup aplikasi pengenalan wajah mereka atau Face Recognition, yang cukup canggih untuk mengenali usia, jenis kelamin, hingga kondisi emosional sesorang.

Menurut Microsoft, saat ini AI yang dikembangkannya masih perlu pengembangan lebih lanjut. Beberapa hal dinilai tidak relevan, dan bahkan bisa berpotensi menciptakan potensi diskriminasi dan pelanggaran lainnya.
Baca Juga: Uni Eropa Minta Google, Facebook, dan Twitter Berantas Deep Fake • Jagat Review
Disebutkan oleh Microsoft, AI tersebut telah menciptakan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat privasi dan tidak relevan dengan tujuan pengenalan ekspresi dan emosi pengguna.
Namun demikian, Microsoft hanya menutup akses aplikasi pada pengguna baru. Sementara untuk pengguna lama masih bisa menggunakan aplikasi tersebut.
Microsoft telah membagikan kerangka kerja terkait Standar AI yang lebih bertanggung Jawab kepada publik untuk pertama kalinya. Pedoman tersebut menggambarkan proses pengambilan keputusan perusahaan teknologi, termasuk fokus pada prinsip-prinsip seperti inklusi, privasi, dan transparansi.
Microsoft bukan perusahaan pertama yang berpikir dua kali tentang pengenalan wajah. IBM juga menghentikan proyeknya dibidang tersebut, karena khawatir bisa menimbulkan pelanggaran terhadarp hak asasi manusia. Ini tentu layak mendapatkan apresiasi besar dari berbagai pihak.