Review Canon EOS R50: Mudah Dipakai dan Lengkap! Cocok untuk Kreator dan Traveling
Bodi dan Desain

Untuk desain, ini mirip dengan EOS jaman mounting EF-S ya. Bobotnya 375 gram tanpa lensa. Bodinya ringan dan mungil. Lebarnya tidak jauh berbeda dengan EOS M6 Mark II kami yang sudah mungil. Bedanya, R50 ini punya viewfinder.

Kalau kita lihat dari atas, di sisi kiri ada lubang speaker.
Di tengah. Ada Hot shoe yang dilengkapi dengan konektor audio khusus. Ada multi function shoe, nah multi function shoe ini adalah pengembangan hot shoe dari Canon yang menambahkan pin konektor di bagian depan.

Pin konektor ini bekerja untuk memasok daya ke aksesoris terbaru dari Canon seperti microphone DM-E1D & flash Speedlite EL-5, dengan pin konektor ini memungkinkan aksesori tanpa baterai dan LCD display seperti microphone DM-E1D dapat dipasangkan dan settingannya bisa kita akses dari menu kamera, selain itu untuk fungsionalitas dan komunikasi dengan aksesori yang sudah multi function shoe ini pastinya lebih meningkat.
Pada R50, bentuk hotshoe-nya ini sudah menggunakan bentuk baru. Di mana R50 baru bisa menggunakan flash model lama, kalau sudah memakai aksesoris AD-E1 adapter. Mungkin agak mengecewakan untuk sebagian pengguna lama. Tapi, jika perspektifnya adalah kamera mungil ini mau pakai flash besar, rasanya memang kurang pas ya.

Lalu, kalau untuk flash trigger, sepertinya para pemula di bidang pembuatan konten video, akan jarang sekali membutuhkannya. Kami sih bukan mau sok ngebelain yak. Tapi sejak kami beralih ke format video, trigger untuk flash sama sekali belum pernah kami gunakan.
Menariknya, di kamera ini sudah ada flash terintegrasi. GN 6 (ISO 100, meter).
Untuk mengaktifkannya, kita bisa mengangkat atau membuka saja flash ini. Tidak ada tombol khusus untuk membukanya. Dan flash ini bisa diatur dengan menu Flash Control. dengan Ambience Priority dan Slow Synchro, membuat pemotretan di dalam kondisi gelap, akan terlihat lebih natural.

OK sekarang kita melihat Lebih ke kanan, ada mode dial yang klasik dengan semua mode yang sudah ada sejak sebelum tahun 2000.
Di sisi kanan dial ini ada switch ON – OFF. Di depannya ada tombol putar pengaturan bagian depan. Di antara mode dial dan tombol pengaturan tadi ada tombol untuk perekaman video. Di sisi kanan, ada tombol ISO, untuk pengaturan cepat. Dan terakhir, di depan adalah tombol shutter untuk pemotretan.
Sekarang mari kita lihat dari belakang.

Di tengah-atas ada EVF atau electronic viewfinder yang di sisi BAWAH-ya ada pengaturan diopter untuk kalian yang berkacamata. Slider ini terasa tidak senyaman pengaturan yang pakai tombol putar ya. EVF 0.39 inci OLED ini resolusinya 2.36 Juta pixel. Coverage-nya 100% dan magnification-nya di 0,59x Nyaman lah untuk pemotretan.

Sebelum kita bahas layar utamanya, kita lanjut ke kanan. Di sisi tempat jempol kita beristirahat terlihat ada:
Tombol AE Lock.
Tombol pengaturan titik fokus.
- Tekan ini dulu, lalu kita bisa menggerakan titik fokus dengan D-PAD yang tersedia
- Sedikit berharap bahwa ada Joystick di sini, tapi kalau sudah terbiasa, bisa lah pakai D-PAD ini.
Beralih ke area D-PAD.
Di atas ada tombol info, untuk menampilkan informasi yang kita butuhkan. Bisa dipilih, mau sederhana hingga lengkap sekali. Lalu ada D-PAD 4 arah dengan tombol di tengahnya yang secara umum adalah shortcut ke Quick Menu atau (Q). Di bawah kiri ada tombol preview dan di kanannya ada tombol MENU. Tombol MENU ini gerbang menuju pengaturan beragam fitur EOS R50.

Beralih ke layar besarnya. Ini adalah layar 3 inci dengan resolusi 1,62 juta pixel. Kecerahannya mantap dan bisa diarahkan ke berbagai penjuru ya. Benar-benar fleksibel ini. Layar touch screen ini nyaman digunakan untuk cek kualitas foto dan navigasi. Pengoperasianya sigap sekali, seperti pakai touch screen smartphone saja.

Sisi kanan kamera ini ada penutup karet. Di dalamnya ada konektor USB-C yang bisa untuk koneksi data, dan bisa untuk nge-charge kamera ini juga.
Ini adalah USB 2.0 Dan yang ada di bawahnya adalah konektor mikro-HDMI untuk menampilkan display ke layar.

Beralih ke sisi kiri, ini port untuk mikrofon dengan jack 3.5 mm. Tidak ada port untuk memonitor audio di sini.
Mari kita lihat sisi bawahnya sekarang. Di sisi grip, adalah tempat untuk baterai dan slot SDCard. Spesifikasi tertinggi SDCard-nya adalah UHS-I. Untuk baterai, dia pakai LP-E17. Jadi, ini baterai kecil ya. Untungnya baterai tipe ini sudah lama sekali digunakan Canon, jadi mudah dan murah memperolehnya.
Jika kalian ingin pakai Dummy battery, bisa nih. Kalian bisa buka flap ini dan pakai Dummy battery yang ada kabelnya nempel di samping. Di tengah, ada lubang tripod dari metal yang posisinya tepat di tengah poros lensa.
Simak pembahasan lengkap kami berikut ini: