Cisco: Trend AI Makin Gencar, Apakah Organisasi di Indonesia Siap?
Cisco baru saja mengungkapkan penelitannya terhadap pengadopsian AI yang semakin berkembang di berbagai industri, termasuk sektor perusahaan dan enterprise. Penelitian yang mensurvei lebih dari 8.000 perusahaan di seluruh dunia ini menyoroti kesiapan pihak perusahaan dan organisasi dalam mengadopsi dan menerapkan penggunaan AI.

Dalam laporan yang sama untuk ranah global, dikarenakan kehadiran Generative AI yang tersedia untuk umum sejak tahun lalu, membuat banyak pihak kemudian tertarik untuk bisa ikut menerapkan teknologi AI ini di perusahaannnya karena peluang dan potensi yang dimilikinya. Sebanyak 89% responden yakin bahwa AI memiliki dampak signifikan terhadap operasional bisnis mereka, tetapi khawatir terhadap potensi bahaya dan risiko keamanan data dan privasinya.
Dalam penelitian ini, Cisco menemukan bahwa hanya 20% dari organisasi di Indonesia yang sepenuhnya siap untuk bisa menerapkan sekaligus memanfaatkan teknologi berbasis AI tersebut. Walau demikian, laporan ini juga lebih lanjut menemukan bahwa semua organisasi di Indonesia setuju bahwa penerapan teknologi dengan dukungan AI ini semakin perlu untuk ditinjau lebih lanjut secepatnya.

Secara positif, organisasi di Indonesia mengambil banyak langkah proaktif untuk bersiap terhadap masa depan teknologi yang kebanyakan akan berbasis AI tersebut, dengan sebanyak 99% responden mengungkapkan bahwa mereka sudah punya strategi AI yang kuat atau proses pengembangan strategi tersebut yang cukup mapan. Namun demikian, baru ada sekitar 20% responden yang sepenuhnya siap untuk mengadopsi AI ini, dengan 29% dari Indonesia dianggap tidak siap dengan tingkat kesiapan hanya 1%, dan ada 28% yang dianggap Followers atau kesiapannya terbatas.
Dari hasil temuan ini, dipaparkan juga bahwa sebanyak 68% perusahaan di Indonesia yakin bahwa mereka punya waktu minimal 1 tahun untuk bisa mengimplementasikan strategi AI sebelum organisasi merasakan dampak negatif bisnis yang signifikan. Tapi, 95% bisnis di dunia sadar bahwa AI akan meningkatkan beban kerja infrastruktur dan akan butuh peningkatan terhadap data center graphics processing units lebih besar untuk bisa mendukung AI ini di masa mendatang.
Selain itu, tenaga kerja dengan keterampilan tepat dan kebijakan AI juga akan dibutuhkan lebih menyeluruh dan tepat guna di masa mendatang. Tak hanya itu, perubahan budaya juga akan terjadi di perusahaan, di mana akan ada beberapa golongan yang masih sulit menerima teknologi baru, tetapi Cisco menemukan bahwa perusahaan ini memiliki motivasi tinggi untuk mau merangkul teknologi AI tersebut pada nantinya.













