Inovasi Penyimpanan Kuantum Bisa Padatkan Data 1000 Kali Lipat Lebih Tinggi
Peneliti dari Universitas Chicago baru saja mencapai terobosan terbaru dalam sistem penyimpanan optik berbasis kuantum (quantum storage) yang menggunakan elemen bumi yang langka dan cacat kuantum (quantum defect), sehingga berpotensi untuk memungkinkan kepadatan penyimpanan 1000 kali lipat lebih tinggi daripada teknologi saat ini.
Melansir Notebookcheck, tim peneliti dari Pritzker School of Molecular Engineering dan Argonne National Laboratory di University of Chicagomenerbitkan temuan mereka di Physical Review Research pada tanggal 14 Agustus kemarin. Menurut laporan, tim peneliti ini menggunakan kristal magnesium oksida yang ditanamkan dengan unsur tanah langka yang mengeluarkan foton pada panjang gelombang tertentu. Untuk menyimpan data, foton-foton ini mengacaukan cacat kuantum—titik-titik kosong dalam kisi kristal dengan elektron yang tidak berpasangan. Sistem ini menggunakan multiplexing panjang gelombang untuk mengemas lebih banyak data daripada penyimpanan optik biasa, seperti CD dan DVD yang mencapai batas karena difraksi cahaya.
Cacat kuantum ini mengalami perubahan status putaran yang hampir tidak dapat diubah ketika menyerap energi dari pemancar tanah di dekatnya, sehingga bisa menstabilkan data untuk penyimpanan jangka panjang. Foton yang dipancarkan juga jauh lebih kecil dibandingkan panjang gelompang 500-1000 nanometer yang digunakan dalam teknologi penyimpanan optik saat ini, sehingga bisa mencapai kepadatan penyimpanan hingga 1000 kali lebih besar daripada solusi saat ini.
Tapi tentunya, terobosan baru ini masih memiliki tantangan tersendiri sebelum teknologi tersebut bisa dipasarkan secara umum. Selain karena pihak peneliti perlu menentukan berapa lama keadaan tereksitasi ini berlangsung dan cara mengambil data, teknologi ini membutuhkan suhu ideal untuk bisa bekerja karena sistem kuantum memerlukan kondisi superdingin yang mendekati nol absolut (absolute zero).