Bosch Kebagian Dana CHIPS Act, Setara Rp 3,6 Triliun
Seperti yang kita tahu, pemerintah AS memiliki program pendanaan CHIPS Act untuk perusahaan-perusahaan teknologi yang berkaitan dengan industri semiconductor. Yang terbaru, Bosch perusahaan multinasional asal Jerman yang dikenal memproduksi beragam teknologi, baru saja masuk ke daftar penerima dana CHIPS Act.

Bosch Bakal Bantu Industri Otomotif
Bosch mengamankan pendanaan awal hingga USD 225 juta atau sekitar Rp 3,6 Triliun. Dengan pendanaan ini, Bosch difokuskan untuk memperkuat pengembangan teknologi semikonduktor di Amerika Serikat, khususnya untuk sektor otomotif.
Sebelumnya Bosch telah mengakuisisi TSI Semiconductors pada 2023, dan berencana mengubah fasilitas di Roseville, California, menjadi pusat produksi semikonduktor silikon karbida (SiC). Semikonduktor ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi pengisian daya dan performa kendaraan listrik (EV). Dengan investasi sebesar $1,9 miliar, Bosch menargetkan produksi wafer 200mm pertama pada 2026.

Serap Tenaga Kerja dan Investasi di AS
Bukan hanya soal teknologi, investasi ini juga berdampak besar pada penciptaan lapangan kerja. Menurut pemerintah AS, proyek ini bakal menghasilkan lebih dari 1.700 pekerjaan baru, mulai dari konstruksi hingga manufaktur, teknik, dan penelitian. Tak hanya itu, kesepakatan ini mendorong hampir USD 2 miliar investasi swasta dan menciptakan ribuan pekerjaan di teknologi kritis. Seperti yang disampaikan Natalie Quillian, Wakil Kepala Staf Gedung Putih.
Baca Juga: Setelah Intel Ditinggal Pat Gelsinger, Apa yang Akan Terjadi? • Jagat Review
Bosch bukan satu-satunya pemain besar yang menerima pendanaan CHIPS Act. Sebelumnya, Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) mendapatUSD 6,6 miliar untuk mendukung pengembangan chip canggih. Beberapa nama besar lainnya seperti Intel, HP, Samsung, GlobalFoundries, Texas Instruments, dan Rocket Lab juga telah menerima bagian mereka.
Apa yang dilakukan pemerintah AS dalam mendorong industri untuk berkembang dengan memberikan pendanaan pada para perusahaan teknologi tentunya sangat layak di contoh di semua negara.
Seandainya saja program serupa juga ada di Indonesia, kira-kira bakal semaju apa teknologi di tanah air?