AS Longgarkan Ekspor Software chip EDA ke China, Ini Alasannya!
Pemerintah Amerika Serikat secara resmi mencabut larangan ekspor perangkat lunak desain chip atau Electronic Design Automation (EDA) ke China. Larangan ini sebelumnya di berlakukan sejak bulan Mei lalu, yang menutup akses bagi perusahaan teknologi Tiongkok untuk menggunakan software EDA buatan AS.
Apa itu EDA?
EDA atau Electronic Design Automation adalah perangkat lunak yang digunakan untuk merancang dan menguji chip semikonduktor, seperti prosesor komputer atau chip pada smartphone. Tanpa EDA, perusahaan tidak bisa mendesain chip yang kompleks dan canggih dengan akurasi tinggi.
Tapi sebagai bagian dari kesepakatan ini, China setuju untuk melonggarkan kontrol ekspor atas mineral tanah yang langka seperti antimon, gallium, dan germanium. Mineral ini sendiri juga merupakan bahan penting dalam produksi semikonduktor dan peralatan industri strategis. Jadi sebenarnya ada juga ketergantungan dari pihak AS ke China untuk memproduksi chip dan produk semikonduktor lain.
Baca Juga: Google Didenda Rp 5 Triliun, Diam-Diam Pakai Data Pengguna Android • Jagat Review
Akses Software Dipulihkan, Tapi Masih Ada Tantangan
Perusahaan chip Tiongkok, termasuk Huawei yang sebelumnya terhambat karena larangan akses EDA kini bisa melanjutkan desain chip. Synopsys, Cadence, dan Siemens EDA telah menerima notifikasi resmi dari Departemen Perdagangan AS bahwa larangan telah dicabut.
Namun, belum jelas apakah dicabutnya pembatasan ekspor software untuk desain teknologi chip paling canggih ini juga mencakup ke teknologi paling terkini. Karena tentu akan ada konsekuensi bagi pihak AS jika mengizinkan kembali perusahaan chip China mengakses desain paling mutakhir mereka.
Di sisi lain, klien perushaan chip dari China kini juga mulai mempertimbangkan mengembangkan software EDA lokal, sejak pelarangan ekspor diberlakukan. Ini dilakukan mereka supaya tidak lagi bergantung pada teknologi asing.













