Bitcoin Hacker Ransomware Disita FBI, Totalnya Sekitar USD 2,4 Juta
Badan intelijen Amerika Serikat di Dallas berhasil menyita Bitcoin milik hacker yang tergabung dalam komplotan penjahat ransomware. FBI menyita Bitcoin dengan total 20.2891382 koin atau sekitar USD 2,4 juta. Angka yang fantastis ini bisa mereka dapatkan dari hasil memeras para korban peretasan.

Hacker Minta Tebusan Bitcoin
Selama menjalankan aksi kejahatannya, para hacker memeras korban dengan mata uang crypto yang sering dianggap aman karena anonimitasnya, padahal kenyataanya tidak semudah itu. Meski kita melakukan transaksi yang tidak terkait langsung dengan kita, transparansi teknologi blockchain tetap bisa melacak aktivitas yang kita lakukan. Untuk sekarang, kejaksaan Amerika Serikat telah ajukan gugatan untuk menyita 20 bitcoin hasil dari aktivitas kejahatan itu.

Menurut tim Cisco Talos, para hacker ini menggunakan perangkat lunak berjenis ransomware untuk melancarkan aksi kejahatan mereka. Perangkat lunak ini bekerja dengan mengenkripsi berkas sistem host dengan ekstensi ‘.chaos’ sambil menyembunyikan proses enkripsi dengan dalih palsu. Menurut Talos, komplotan hacker ini menargetkan sistem seperti Windows, ESXi, Linux, dan NAS dengan penekanan di enkripsi berkecepatan tinggi dan sistem keamanan yang kuat.
Setelah berhasil menanamkan ransomware, para hacker ini mengirimkan pesan yang isinya tidak lain yaitu meminta sejumlah uang tebusan. Tapi menariknya, para hacker ini tidak meninggalkan pesan instruksi pembayaran tebusan langsung di komputer korban. Para hacker ini malah memberikan URL Tor onion kepada korban untuk menghubungi dan membayar uang tebusan. Hal ini tentu membingungkan karena tidak semua orang paham dan tau cara menggunakan Tor browser.
Baca Juga: Insta360 Umumkan Antigravity, Drone Dengan Kamera 360 Pertama di Dunia!
Untuk meningkatkan tekanan, para hacker juga mengancam akan membocorkan data sensitif milik korban kalau permintaan tidak segera dituruti. Mereka bahkan mengancam bakal lakukan serangan lanjutan berupa DDoS, serta penghapusan permanen terhadap file yang berhasil dicuri. Para hacker kerap gunakan taktik ini untuk memanfaatkan kepanikan korban agar membayar tebusan secepat mungkin.