Curi Data Rahasia Vision Pro, Apple Gugat Mantan Karyawannya
Apple melayangkan gugatan untuk mantan karyawannya di Pengadilan Tinggi Santa Clara, Amerika Serikat, tanggal 24 Juni 2025 lalu. Pasalnya, Di Liu, mantan Senior System Product Design Engineer untuk divisi Vision Pro, dituduh melakukan pencurian data-data Vision Pro. Data-data yang itu bersifat rahasia itu dipindahkan dari server Apple ke cloud storage pribadinya.

Dalam gugatannya, Apple menjelaskan bagaimana Di Liu melancarkan aksinya. Di akhir bulan Oktober 2024, ia mengajukan resign dengan alasan ingin lebih fokus mengurus keluarga dan menjaga kesehatannya. Dengan alasan tersebut, Apple memberikan notice period untuknya selama 2 minggu. Sebelum mengajukan resign, Di Liu tidak memberi tahu Apple bahwa ia sudah mendapat pekerjaan baru di perusahaan kompetitor, yaitu Snap. Selama 2 minggu tersebut, ia masih mendapat hak akses ke server Apple dan dari sinilah Di Liu mulai melancarkan aksinya.
Baca Juga: BSOD Windows Dipensiunkan, Ini Gantinya!
Dalam 2 minggu, Di Liu mengambil data-data rahasia dari server Apple dengan laptop kerjanya dalam jumlah yang sangat banyak. Setelah itu, data-data tersebut ia masukkan ke cloud storage pribadinya. Dalam gugatannya, Apple mengklaim data-data yang diambil adalah informasi dari produk yang belum dirilis, rencana riset, dan nama kode dari produk spatial computing milik Apple.
Selama bekerja di Apple, Di Liu bekerja sebagai Senior System Product Engineer untuk divisi Apple Vision Pro. Posisinya ini membuat ia bisa punya akses berbagai data rahasia milik Apple. Setelah mundur, Di Liu melamar di Snap untuk posisi yang serupa, yaitu Product Design Engineer. Sebagai catatan, Snap juga punya headset AR nya sendiri, yaitu Spectacles.
Tanggapan Snap Atas Tuduhan Terhadap Karyawannya
Tim legal Apple menyatakan bahwa Di Liu pasti berencana untuk menggunakan data-data yang dicuri untuk digunakan di Snap. Menanggapi tuduhan ini, Snap berkata bahwa mereka tidak punya alasan untuk percaya dengan tuduhan kepada Di Liu yang ingin menggunakan data-data rahasia dari Apple untuk mengembangkan headset AR nya.