AI dan AR Siap Masuk Ruang Operasi, Jadi Asisten Baru Para Dokter Bedah
Perkembangan teknologi terus mendorong batas kemampuan manusia, termasuk di dunia medis. Institute for Work and Technology asal Jerman tengah mengembangkan proyek KARVIMIO, sebuah penelitian yang menguji penerapan teknologi AI dan AR di ruang operasi. Kedepannya, penggunaan teknologi ini diharapkan bisa meningkatkan alur kerja operasi yang lebih efisien dan meminimalkan kesalahan selama operasi berlangsung.

AI dan AR Bantu Dokter di Ruang Operasi
Dalam proyek ini, AI dan AR dirancang menjadi sistem panduan visual interaktif bagi dokter dan tim bedah. Mirip seperti konsep Microsoft HoloLens 2, perangkat ini akan menampilkan “instruksi in-situ” langsung di kacamata AR yang digunakan dokter. Nantinya, AI dapat menampilkan overlay informasi tentang alat bedah atau langkah operasi berikutnya tanpa perlu membuka buku panduan atau menyentuh layar komputer, hal ini tentu ideal untuk lingkungan steril seperti ruang operasi.
Selain itu, teknologi depth camera juga ditambahkan untuk mendeteksi objek yang mungkin tidak terlihat oleh pengguna. Menariknya, potensi perangkat ini tidak hanya terbatas pada operasi, tapi juga untuk pelatihan asisten bedah, pendokumentasian prosedur, hingga manajemen alur kerja di fasilitas sterilisasi rumah sakit. Namun, para peneliti tetap mengingatkan adanya risiko dan dilema etika.
Baca Juga: 500 Baterai Vape Bekas Ini Diubah Jadi Power Bank Raksasa
Beberapa pihak menilai sistem ini bisa terasa terlalu mengganggu (intrusive) atau justru membuat staf medis terlalu bergantung pada panduan digital. Hal ini tentu berpotensi jadi masalah karena bisa menurunkan kemampuan dari para dokter. Lebih jauh lagi, muncul pertanyaan penting terkait siapa yang akan bertanggung jawab jika AI memberikan instruksi yang salah di momen kritis?
Meski masih dalam tahap pengembangan, terlihat kalau para peneliti bertujuan untuk menjadikan teknologi AI dan AR bukan sekadar alat bantu saja. Tapi, bisa jadi asisten cerdas pembantu dokter yang memahami dinamika ruang operasi modern. Kalau menurut kalian, apakah dokter bakal lebih “terbantu” atau malah “terkendali” oleh teknologi seperti ini?













