MIL Point Karya Anak Bangsa Menang UNESCO Hackathon 2025: Game Edukatif Lawan Hoaks!
Bagaimana jika belajar literasi digital terasa seperti bermain? Pertanyaan sederhana itu menjadi awal dari lahirnya MIL Point, proyek karya mahasiswa ITB dan Telkom University yang berhasil meraih penghargaan di ajang UNESCO Youth Hackathon 2025 di Kolombia.

Dari lebih dari seribu tim peserta dari 138 negara, ide mereka menonjol karena pendekatannya yang segar: melawan misinformasi lewat permainan interaktif yang seru dan mudah diakses.
MIL Point: Literasi Digital dengan Cara yang Menyenangkan
MIL Point dikembangkan sebagai kampanye edukatif berbasis aplikasi dan kegiatan interaktif. Salah satu wujudnya adalah MIL Box, layar portabel yang akan dipasang di ruang publik untuk mengajak masyarakat bermain game sederhana dalam mendeteksi hoaks dan misinformasi.

Setiap kali pemain salah menebak, sistem akan menampilkan versi fakta dan penjelasan yang benar. Pendekatan ini dirancang agar proses belajar terasa ringan dan membuat pengguna lebih peka terhadap informasi yang mereka temui setiap hari.
Selain versi fisik, tim juga membuat aplikasi MIL Point untuk smartphone. Di dalamnya ada empat fitur utama: Feed berisi berita terverifikasi, Prebunk Games untuk latihan cek fakta, Debate Point sebagai ruang diskusi, serta Leaderboard dengan sistem poin agar pengguna tetap termotivasi.
Baca Juga: Trend Micro Siap Perang Siber AI vs AI dengan Solusi Baru Ini! • Jagat Review
Vinnidhiaty Gradelyn Jees, Substance Lead MIL Point. mengatakan, banyak orang tidak sadar ketika mereka sedang mengonsumsi atau membagikan informasi yang salah. Dari situlah, MIL Point menghadirkan cara belajar yang menyenangkan tanpa terasa seperti kuliah.
Dari Ide di Transportasi Umum ke Penghargaan Dunia
Inspirasi MIL Point datang dari pengalaman sederhana. Saat berada di transportasi umum, Vinnidhiaty melihat banyak orang menonton video viral tanpa memeriksa kebenarannya. Dari situ muncul gagasan: bagaimana caranya agar informasi yang benar bisa tersebar lebih cepat daripada hoaks?
Ide itu kemudian dikembangkan bersama tim selama dua minggu masa hackathon — mulai dari riset, pembuatan prototipe, hingga presentasi di hadapan juri UNESCO. Hasilnya, MIL Point dinobatkan sebagai salah satu pemenang dalam ajang Global Media Information Literacy (MIL) Week Conference di Cartagena de Indias, Kolombia, pada 23–24 Oktober 2025.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Tawfik Jelassi, Asisten Direktur Jenderal UNESCO untuk Komunikasi dan Informasi. Selain Indonesia, pemenang lain berasal dari Argentina, Kamerun, dan Vietnam.
Dari Bandung ke Panggung Internasional
Tim MIL Point beranggotakan Wynneth Artdelyn Jees, Jesseline Carolee Sabas, Vinnidhiaty Gradelyn Jees, Jonathan Emmanuel Saragih, Bagas Kalih, dan Guntur Oktavianto Nugroho. Mereka juga mendapat dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) melalui program Garuda Spark Innovation Hub, Radya Labs, Salman Subakat, dan Ikatan Alumni Informatika ITB (IAIF ITB).

Tim menargetkan peluncuran MIL Box pertama pada akhir 2025 di Jakarta dan Bandung sebagai proyek percontohan. Kedua kota ini dipilih karena dekat dengan domisili tim, sehingga mempermudah pengembangan awal dan pengujian lapangan.
Ide yang lahir dari pengamatan sederhana kini mendapat pengakuan dunia. MIL Point menjadi bukti bahwa teknologi, edukasi, dan kreativitas bisa berjalan beriringan untuk menciptakan masyarakat digital yang lebih cerdas.













