Berkat QRIS, Ekosistem Pembayaran Digital Indonesia Terbesar di Asia Tenggara!
Jakarta, 13 November 2025 – Implementasi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) terus diperluas sampai pada titik di mana kita bisa menemukannya tidak cuma di merchant modern tapi juga warung dan pedagang kecil. Tak heran keberhasilan QRIS mampu membuat ekosistem pembayaran digital Indonesia jadi yang terbesar di Asia Tenggara, menurut laporan terbaru E-Conomy SEA 2025.
Dalam laporan e-Conomy SEA 2025 yang dirilis oleh Google, Tamasek, dan Bain & Company, mengungkapkan bahwa pembayaran digital mengalami pertumbuhan yang sangat pesat bahkan tercepat di Asia Tenggara. Nilainya diproyeksikan mencapai USD 538 miliar dalam Gross Transaction Value (GTV) pada 2025, gabungan antara kartu kredit, debut, prabayar, antar-rekening dan e-wallet.
Secara year-on-year, angka tersebut mewakili peningkatan 27% dibandingkan tahun 2024 yang mencatatkan GTV sebesar USD 423 miliar. Veronica Utami, Country Director Google Indonesia, mengatakan dalam presentasinya bahwa skala pertumbuhan yang luar biasa ini didorong oleh keberhasilan QRIS dalam menyatukan pasar dan juga mendorong adopsi digital yang lebih besar lagi.

QRIS Bisa Dipakai di Singapura Hingga Jepang
Selain memperluas implementasi QRIS di dalam negeri, sistem pembayaran digital yang dikelola oleh pemerintah ini bahkan sudah sampai ke luar negeri. QRIS sekarang juga sudah bisa dipakai di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand bahkan sudah sampai ke Jepang. QRIS diharapkan bakal menjangkau China pada akhir 2025 dan Korea Selatan mulai 2026.
Di Indonesia sendiri, QRIS sudah menjadi bagian dari aktivitas transaksi sehari-hari masyarakat dengan ketersediaannya mulai dari pedagang kaki lima, warung, pasar tradisional, hingga tentu saja merchant modern seperti pusat perbelanjaan. Sampai semester pertama 2025, Bank Indonesia mencatat jumlah pengguna QRIS sudah tembus 57 juta dengan nilai transaksi Rp579 triliun.












