Glofish: Bahan Dasar untuk Membuat “Glow in the Dark Sushi”
Siapa yang menyebut “sushi”, biasanya langsung terbayang makanan khas Jepang yang merupaan olahan daging ikan segar dengan nasi dan dibungkus dengan nori (rumput laut). Kesegaran sushi diperlengkap dengan bumbu wasabi dan kecap asin, serta “acar” jahe segar dan sayuran lainnya. Sushi dianggap sebagai salah satu makanan sehat yang menjadi favorit banyak orang di seluruh dunia.
Namun, resep sushi baru yang sedang booming di Amerika saat ini mungkin akan membuat orang yang mendengarnya meragukan tingkat keamanan makanan tersebut. Hal yang menjadi permasalahan adalah ikan yang digunakan. Sushi yang bisa menyala dalam gelap ini menggunakan ikan zebra sebagai bahan utamanya. Mengapa diragukan keamanannya untuk dikonsumsi? Karena untuk membuat sushi tersebut menyala dalam gelap, harus menggunakan glofish, ikan zebra yang telah mengalami modifikasi gen.

Ikan yang pada awalnya diternakkan untuk proyek pendeteksian polusi lingkungan (khususnya di air) ini sekarang terkenal di Amerika sebagai ikan hias. Glofish merupakan proyek yang dilakukan oleh 5-D Tropical and Segreset Farms dengan tujuan memungkinkan ikan menunjukkan bahwa habitatnya telah tercemar dengan mengeluarkan cahaya tertentu. Modifikasi gen yang dilakukan terhadap jenis ikan zebra tersebut membuat mereka memiliki lima warna berbeda (Starfire Red®, Sunburst Orange®, Electric Green®, Cosmic Blue™ and Galactic Purple™) dan akan bersinar ketika berada di bawah sinar yang redup.
Proyek ini dianggap membahayakan jenis ikan tersebut dan keseimbangan alam. Menanggapi hal tersebut, produsen ikan ini mengklaim bahwa modifikasi gen yang mereka lakukan tidak akan memberikan dampak bahaya terhadap lingkungan.

Para peneliti menyuntikkan gen protein yang memiliki daya untuk menyala ke induk ikan. Lalu, ketika sang induk bertelur, secara otomatis embrio-embrio ikan di dalam telur membawa gen induknya. Seiring berjalannya waktu, ikan-ikan mungil yang awalnya dimaksudkan untuk pendeteksian pencemaran lingkungan ini justru populer sebagai ikan hias. Namun, para peneliti menyatakan bahwa proyek ini akan dilanjutkan di masa depan.
Penggunaan ikan ini sebagai bahan dasar pembuatan sushi “glow in the dark” mengundang reaksi banyak pihak. Distributor glofish sendiri menyatakan bahwa ikan ini adalah ikan hias yang bisa ditemukan di toko-toko hewan peliharaan, jadi memang tidak untuk dikonsumsi. Walaupun begitu, mereka menjamin ikan ini tidak akan memberikan efek berbahaya jika dikonsumsi.
Hingga saat ini, glofish baru dijual di Amerika saja. Beberapa negara mungkin akan menolak kehadiran ikan ini berkaitan dengan peraturan mengenai penolakan pemasaran hewan dengan modifikasi gen yang dikeluarkan Australia, Kanada, dan Eropa.
Kembali ke resep terbaru sushi. Jika ikan ini berhasil masuk ke Indonesia, apakah restoran-restoran Jepang akan mencoba resep ekstrem tersebut? Bagaimana menurut Anda?