[Review] Bunraku: Film Laga dengan Tampilan ala Komik yang Pekat

Jika Anda menyukai film laga dengan tampilan ala komik, Bunraku bisa menjadi hiburan yang tepat bagi Anda di akhir pekan ini. Walaupun terlambat dua tahun dari rilis perdananya, film garapan Guy Moshe (Holly) akhirnya menyambangi bioskop Indonesia. Film tersebut diramaikan oleh sejumlah aktor kawakan, seperti Josh Hartnett (Lucky Number Slevin), Ron Perlman (Hellboy), Woody Harrelson (Zombieland), dan Demi Moore (G.I. Jane). Seperti apa cerita dan aksi yang disuguhkan?
Kisah klasik penuh kekerasan

Bunraku merupakan bentuk seni kuno asal Jepang, sebuah teater boneka yang sejarahnya dimulai sekitar empat abad yang lalu. Kisah klasik Bunraku diadaptasi ke dunia modern dengan latar waktu pasca perang global. Perang tersebut dipicu oleh hasrat manusia untuk saling menghancurkan dan didukung oleh teknologi senjata yang terus berkembang. Setelah perang itu selesai, senjata api menjadi barang terlarang. Namun, sifat penuh kekerasan dan hasrat untuk membunuh tak kunjung pudar dari diri manusia. Mereka pun tetap bertarung dengan satu sama lain, baik menggunakan senjata tajam ataupun tangan kosong.
Di zaman penuh kekejaman itu, Nicola the Woodcutter (Ron Perlman) merupakan sosok terkuat dan paling ditakuti. Kepala organisasi kriminal tersebut ditemani orang kepercayaannya, Killer No. 2 (Kevin McKidd), dan delapan pembunuh andal lainnya yang dikenal sebagai Killers. Namun, hidup Nicola terancam oleh kehadiran seorang pengelana misterius yang disebut The Drifter (Josh Hartnett), seorang samurai bernama Yoshi (Gackt), dan seorang bartender (Woody Harrelson) dari Horseless Horseman Saloon. Apa alasan yang mendorong ketiga karakter tersebut mengejar Nicola? Apa peran karakter Alexandra yang diperankan oleh Demi Moore, dalam cerita Bunraku?
Pertanyaan tersebut cukup mendorong rasa penasaran di awal hingga pertengahan film. Setelahnya, perasaan itu pun memudar dan garis besar latar belakang petualangan masing-masing karakter menjadi mudah ditebak. Sama seperti kebanyakan film laga serupa lainnya, balas dendam dan hasrat untuk merebut kembali haknya dari sang tokoh antagonis menjadi sebagian tema yang diangkat dalam Bunraku.
Penuh dengan aksi baku hantam ala komik

Lebih dari itu, saya melihat Bunraku sebagai bentuk kritik sosial terhadap kehidupan masyarakat di zaman modern yang masih gemar mengangkat senjata dan berperang dengan satu sama lain. Melalui kisah yang diangkat, khususnya dalam prolog, Bunraku mencoba menarik garis besar sejarah kekerasan manusia yang tak kunjung pudar. Darah dan kekerasan menjadi pemandangan yang semakin lazim dilihat.
Di luar cerita dan pesan yang tersembunyi di dalamnya, Bunraku menyuguhkan tampilan visual yang menarik. Warna-warni ala komik dan sejumlah efek suara video game yang disertakan mengingatkan saya akan film Scott Pilgrim vs the World. Hanya saja, tampilan Bunraku lebih terlihat kaku dengan nuansa studio yang masih sangat terlihat.


Tampilan yang unik, narasi yang mendorong laju cerita, dan kisah penuh kekerasan yang diangkat didukung oleh segudang aksi baku hantam yang seru. Walaupun kuantitas darah yang disemburkan tidak terlalu banyak, bagian yang satu itu justru mengingatkan saya akan salah satu karya epik Quentin Tarantino, yaitu Kill Bill. Aksi baku hantam dengan gerak-gerik seni bela diri, serta tebasan senjata tajam menjadi pemandangan yang menghiasi hampir setiap adegan dalam Bunraku.
Meskipun demikian, saya menemui sejumlah momen membosankan dalam Bunraku. Cerita yang terasa berjalan terlalu lama, adegan-adegan laga yang dibuat terlalu dramatis, dan nuansa komik Jepang penuh dengan gerak-gerik hiperbola pada saat para karakter bertarung berangsur membuat Bunraku terasa membosankan.

Kesimpulannya, jika film laga ala komik dengan segudang adegan baku hantam yang dramatis merupakan tipe film yang Anda gemari, Bunraku patut Anda tonton.
Tanggal rilis:
28 September 2012 (Premiere Indonesia)
Genre:
Action, drama, thriller
Durasi:
124 menit
Sutradara:
Guy Moshe
Pemeran:
Josh Hartnett, Ron Perlman, Woody Harrelson, Demi Moore
Studio:
Snoot Entertainment, Picturesque Films