Nokia Dapatkan Dana untuk Kembangkan Material Terkuat di Dunia
Nokia mendapatkan dana bantuan sebesar $1.35 milyar dari European Union (EU) untuk mengembangkan material terkuat di dunia yang disebut graphene. Dana tersebut dikucurkan EU dari program future and emerging technologies yang memiliki misi untuk mempromosikan riset beresiko tinggi, yang diimbangi dengan terobosan yang potensial dengan teknologi tinggi atau dampak sosial.

Nokia sendiri ditunjuk untuk mengembangkan graphene karena Nokia adalah bagian dari Graphene Flagship Consortium, sebuah kelompok pemimpin dunia industri yang ingin memperbaiki penggunaan graphene di dunia. Nama graphene sendiri diciptakan oleh group tersebut untuk menamakan material terkuat di dunia tersebut. Menurut pernyataan dari Nokia, graphene adalah material berupa karbon murni yang sangat tipis, hanya setebal 1 atom dan beratnya 0.77 miligram, yang diklaim perusahaan asal Finlandia tersebut sangat kuat, 300 kali lebih kuat dibandingkan baja. Selain kuat, graphene juga sangat ringan dan merupakan konduktor yang sangat baik.
Material tersebut memiliki sejumlah aplikasi di berbagai bidang, dan menurut teori memiliki manfaat dalam bidang elektronik, energi kedokteran, matahari dan air desalinasi. Karena lebih keras dibanding berlian, graphene juga berpotensi digunakan untuk membuat ponsel yang sangat kuat dan tahan benturan. Lebih penting lagi, menurut para ilmuwan, graphene juga bisa memainkan peran penting dalam menangani berbagai macam penyakit, salah satunya alzheimer. Material tersebut juga bisa menghilangkan material radioaktif dalam pasokan air yang menurut sebuah penelitian, serpihan graphene secara efektif bisa menyerap limbah radioaktif.
Menurut Henry Tirri, EVP, CTO Nokia, Nokia memiliki latar belakang yang kuat dalam bidang tersebut, dimana Nokia pertama kali mulai mengerjakan graphene di tahun 2006. Dan semenjak itu, Nokia mulai mengidentifikasi berbagai area dimana material ini bisa diaplikasikan dalam lingkungan komputasi modern. Selain itu, Tirri juga menekankan bahwa penelitian dengan dana hibah tersebut akan bisa mengembangkan kepentingan yang paling vital dimana sejauh ini Nokia telah menyelesaikan beberapa pekerjaan yang menjanjikan namun pihaknya yakin bahwa inovasi terbesar belum ditemukan. Pihak EU sendiri menanamkan investasi yang sangat besar pada konsorsium graphene tersebut dalam periode 10 tahun.
Bagaimanapun juga, efek graphene terhadap lingkungan hidup masih dipelajari. Graphene murni terbukti mengandung racun yang membahayakan bagi binatang dan berbagai macam sel hidup. Namun para ahli mengatakan bahwa dengan melapisi graphene dengan polymer bisa menghilangkan semua tanda-tanda racun dalam uji coba di lingkungan hidup.