Blackberry: Privatisasi, Merger, atau Dijual!

Setelah beberapa tahun yang lalu merajai dunia telepon seluler, ternyata saat ini Blackberry (dahulu Research In Motion) akan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi penderitaannya dalam bertahan hidup. Setelah ditinggal beberapa petingginya serta merumahkan beberapa ribu karyawannya, Blackberry saat ini mengumumkan akan mengambil langkah-langkah drastis.
Langkah-langkah drastis itu disebutkan dalam pengumuman mereka pada website resminya. “These alternatives could include, among others, possible joint ventures, strategic partnerships or alliances, a sale of the Company or other possible transactions. ” Hal tersebut dapat diartikan seperti ini, “Alternatif-alternatif ini dapat termasuk, di antaranya, kemungkinan untuk usaha patungan, kemitraan strategis atau aliansi, penjualan perusahaan atau kemungkinan transaksi lainnya.”

Untuk menunjang langkah-langkah tersebut, Blackberry telah membentuk sebuah komite khusus. Di antara komite itu terdapat nama Barbara Stymiest (pemimpin Blackberry), Thorsten Heins (CEO Blackberry), Richard Lynch dan Bert Nordberg yang baru saja bergabung Februari 2013 lalu. Komite ini diketuai oleh Timothy Dattels. Selain itu, Prem Watsa, CEO dari Fairfax Financial yang memegang saham terbesar Blackberry, mengundurkan diri dari Blackberry dengan alasan adanya konflik yang akan terjadi saat proses strategis ini.
Sayang memang, untuk sebuah perusahaan memiliki potensi sangat besar, harus berujung pada langkah mengenaskan seperti ini. Semoga saja, langkah-langkah yang diambil oleh Blackberry akan mampu membuat mereka bangkit lagi. Hal tersebut, tentu saja, akan membuat pasar smartphone di dunia menjadi tidak lesu dengan hanya tiga kompetitor saja.
Sumber: Blackberry