Klien Korporat Makin Khawatir dengan Masa Depan BlackBerry

Kesengsaraan keuangan yang melanda BlackBerry sehingga memberikan opsi kemungkinan untuk dijual, tampaknya membuat khawatir klien korporat penting mereka dalam memperbarui smartphone yang dipakai pegawai perusahaan. Salah satunya yang terjadi pada Bank Investasi Morgan Stanley.
Bank yang memiliki sekitar 55 ribu karyawan itu menunda penjalinan kontrak upgrade smartphone yang nilainya mencapai jutaan Dollar dengan BlackBerry. Mereka khawatir, BlackBerry tidak akan bertahan dalam jangka panjang, mengingat cepat atau lambat perusahaan itu ada kemungkinan akan berganti pemilik. Tidak ada yang mengetahui bagaimana nasib BlckBerry beserta kliennya itu bila di tangan pemilik baru.
“Jika anda berpikir perusahaan akan dijual atau menghilang, mengapa mesti membeli beberapa ratus perangkat baru (dari BlackBerry)? Ketika sesuatu sedang retak, Anda mungkin tidak akan mendapatkan dukungan. Ini mungkin akan menempatkan suatu penahan pada pembelian perangkat BlackBerry,” kata Roger Entner, seorang analis di Recon Analytics LLC dalam sebuah wawancara kepada Bloomberg.
Sekedar mengingatkan, sebuah dewan komite BlackBerry beberapa waktu lalu mulai menjajaki untuk melakukan penjualan perusahaan. Itu dilakukan untuk menyelamatkan BlackBerry yang telah kehilangan nilai pasar hingga 90 persen ini. Pengumuman itu memicu spekulasi bahwa pelanggan korporat lainnya di industri akan menunda pembaharuan ke platform BlackBerry 10.
Menurut salah seorang sumber yang dekat dengan masalah ini mengatakan, Morgan Stanley memiliki waktu lebih dari lima bulan ‘pikir-pikir dahulu’ setelah perangkat BlackBerry baru diperkenalkan. Ia juga mengatakan, perusahaan sedang memasukki tahap pertimbangan perubahan strategis akan hal ini dan meminta kepastian BlackBerry menyoal dukungannya terhadap BlackBerry 10. Selama ini, bank swasta tersebut telah lama menggunakan smartphone BlackBerry versi 7 yang diperkenalkan pada 2011 silam. Juru bicara Morgan Stanley di New York, Mark Lake enggan mengomentari tentang hal ini.
Sementara juru bicara BlackBerry, Adam Emery hanya bisa berkomentar normatif, “Kami tetap berpegang teguh dalam komitmen kami kepada pelanggan dan pemegang saham. Kami percaya, teknologi inovatif kami dan kami berfokus untuk memberikan nilai jangka panjang,”.

Bank besar Amerika Serikat lainnya yang umumnya memiliki 100 ribu karyawan telah memulai program percontohan tiga bulan untuk 100 pekerja menggunakan perangkat BlackBerry 10. Dalam waktu tersebut, pihaknya akan memutuskan, apakah akan memperbarui perangkatnya atau tidak. Lain halnya dengan bank yang ada di Kanada, Royal Bank of Canada (RY) sudah mulai mengadopsi perangkat BlackBerry 10. Itu karena sebagian Z10 dan Q10 sudah banyak tersedia di Kanada sekitar dua bulan sebelum dijual massal di AS. Rina Cortese, juru biacar RY mengatakan, mulai menggunakan Blackberry 10 pada musim semi.
Selama ini, smartphone BlackBerry cukup populer di kalangan perusahaan maupun intansi pemerintah karena kepiawaiannya memberi jaminan keamanan lebih baik dibanding platform lainnya. Selain itu, terdapat metadata email dan keyboard fisik yang cukup penting untuk penggunaan di wilayah kerja. Beberapa bank besar Kanada, termasuk RY dan Departemen Pertahanan AS juga telah menguji BlackBerry 10. Hasilnya, sebagian besar dari mereka cukup puas dengan platform tersebut.
Tampaknya, pesaing seperti Apple, Google, dan Samsung bisa memperoleh keuntungan akan kabar tak sedap yang melanda BlackBerry ini. Bisa saja ketiganya, menyalip BlackBerry untuk merayu pelanggan korporat untuk menggunakan perangkatnya.