Indonesia Jadi Pasar Utama Eletronik Rumah Tangga

Di tengah carut marutnya nilai Dolar terhadap Rupiah, minat konsumen Indonesia beserta negara berkembang di Asia Tenggara akan barang elektronik rumah tangga, seperti AC, lemari es, mesin cuci, dan open microwave tetap menggairahkan. Negara-negara tersebut menjadi pasar utama untuk barang elektronik yang biasanya menghiasi dapur rumah tangga.
Menurut suvei yang dilakukan GfK terhadap pasar ritel di kawasan Asia Tenggara, permintaan elektronik rumah tangga telah melonjak lebih dari 20 persen pada semester pertama tahun ini dibanding periode yang sama 2012 lalu. “Dalam enam bulan pertama tahun ini, hampir 11,5 juta unit peralatan elektronik rumah tangga yang dijual di delapan pasar utama yang dilacak GfK di wilayah Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja, Laos, dan Singapura. Permintaan dalam hal volume melonjak hampir 20 versen dibanding tahun lalu. Sementara bila diterjemahkan ke dalam nilai Dolar, pertumbuhannya mencapai 22 persen,” tulis GfK dalam siaran persnya.
Direktur Home & Lifestyle di GfK Asia Jasmine Lim mengatakan, pertumbuhan ini karena penetrasi elektronik rumah tangga yang terus meningkat di wilayah pedesaan. Banyak dari mereka yang mulai sadar, betapa pentingnya barang-barang tersebut ada di rumahnya. “Ini merupakan pertumbuhan konsumen campuran yang telah mempengaruhi lonjakan yang kuat dalam total penjualan elektronik rumah tangga utama akhir-akhir ini,” kata Lim.

GfK juga melihat ekspansi tinggi dalam bisnis ini terjadi pada pasar Indonesia, Kamboja, dan Thailand yang mencapai sekitar 22 persen. Sementara pertumbuhan pasar paling tinggi di wilayah Asia Tenggara, yakni Vietnam dengan kenaikan sebesar 31 persen. Line juga mengatakan, dampak resesi ekonomi yang terjadi pada 2012 lalu, membuat sebagian konsumen menahan untuk membeli barang elektronik hingga tahun depan, sehingga pada 2013 perlahan tapi pasti, mereka mulai mengeluarkan uangnya akan hal ini.
Menurut GfK, Vietnam dan negara lain termasuk Indonesia tengah memasuki iklim kemarau sehingga kebutuhan akan AC turut meningkat. Secara keseluruhan, pasar elektronik AC di seluruh wilayah Asia Tenggara telah meningkat hingga 23 persen pada semester pertama ini. Padahal, harga AC di kawasan tersebut selama periode semester pertama, rata-rata naik hingga 12 persen.
Sebaliknya, permintaan konsumen terhadap lemari es sebagian besar masih tetap dan tidak berubah. Lemari es model satu pintu tetap menjadi produk paling populer di kalangan konsumen rumah tangga dengan pangsa pasar mencapai 56 persen dari total volume pasar. Sementara model dua pintu mencatatkan pertumbuhan hingga 25 persen. Sebagian besar volume penjualan kulkas terjadi di Indonesia, Filipina, dan Thailand. Uniknya lagi, pasar lemari es dua pintu premium yang dapat dibuka side-by-side di ketiga negara itu telah melonjak lebih dari tiga kali lipat.
“Segmen subsisten, seperti mesin cuci single-tub dan lemari es satu pintu akan terus tumbuh karena peningkatan penetrasi di pasar negara berkembang. Kulkas dan mesin cuci merupakan barang yang pertama dibeli konsumen,” imbuh Lim.