Ketika Pelanggan Prabayar Mendominasi Pascabayar
Pelanggan prabayar telah menjadi penyumbang terbesar bagi operator seluler di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Bahkan, penetrasinya mulai dari 75 persen hingga hampir 99 persen ditopang pelanggan prabayar ketimbang pascabayar.

Meskipun segmen pascabayar menghasilkan pendapatan yang cukup besar bagi operator seluler, namun mereka tak bisa mengabaikan fakta yang sangat penting. Pelanggan prabayar lah yang selama ini menjadi basis terbesar pelanggan mereka dan menyumbang proporsi pendapatan yang signifikan.
Dalam sebuah survei terbaru yang dilakukan Informa Telecom & Media (ITM) terhadap 156 operator seluler di pasar negara berkembang menemukan, sebanyak 84 persen dari mereka mendorong layanan data mobile ke pelanggan prabayar-nya. Ini penting bagi mereka, mengingat layanan data menjadi penyumbang pendapatan terbesarnya dalam hal pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU).
Operator seluler tentunya akan melakukan promosi layanan data besar-besaran guna menggaet pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lamanya. Alhsil, layanan SMS dan panggilan telepon bakal mulai diabaikan dan berimbas pada tarif yang tak akan lagi murah. Terlebih, layanan SMS dan telepon saat ini lebih populer bagi pelanggan pascabayar yang umumnya didominasi kelompok eksekutif dan bisnis.
Di Indonesia sendiri sewaktu era “BBM dan Android” belum dimulai, kita bisa melihat bagaimana dua operator GSM saling berlomba menawarkan tarif SMS dan telepon hingga di bawah Rp 1. Namun kini, promosi semacam itu sudah jarang ditemui dan mulai tergantikan dengan persaingan paket layanan data antar operator GSM dan CDMA.
Menurut perusahaan riset tersebut, kini sudah banyak operator mulai menawarkan masa percobaan layanan data gratis (68 persen responden), promosi khusus pada smartphone (58 persen), dan gratis data dengan jumlah tertentu tiap kali mengisi pulsa (57 persen).
“Ya tentu saja ada tantangan nyata dalam mendorong layanan data untuk pengguna prabayar. Ini karena harga menjadi begitu sensitif bagi pelanggan dan ada penetrasi smartphone yang rendah di dalam pasar ini,” ujar Nishi Verma Nangia, analis senior di Informa Telecoms & Media, dalam sebuah pernyataan resminya.