CEO BlackBerry Merayu Gedung Putih
Chief Executive Officer BlackBerry yang baru, John Chen, dilaporkan tengah mengadakan pembicaraan tertutup dengan pihak Gedung Putih. Langkah itu dilakukannya guna memastikan, Presiden Barack Obama dan beserta staf Gedung Putih lainnya masih dan akan terus menggunakan perangkat BlackBerry.

“Sebagai bagian dari pertemuan pelanggan saya, saya telah diberitahu Gedung Putih mengenai perspektif IT. Ini telah melebihi target pelanggan dan mereka (pihak Gedung Putih) cukup baik untuk berbagi beberapa ide mereka dengan saya,” ungkapnya, seperti dikutip dari Bloomberg.
Presiden Obama sendiri kerap kali kedapatan sedang menggunakan smartphone BlackBerry sewaktu difoto. Namun juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest enggan mengomentari hal itu. “Untuk berbagai alasan, termasuk beberapa hal yang berhubungan dengan keamanan, kita tidak akan berbicara tentang ponsel Obama secara terbuka,” imbuhnya.
Meski tidak secara terbuka, kehadiran perangkat BlackBerry di Gedung Putih sudah menjadi rahasia umum. Pihak Gedung Putih memang punya wewenang untuk memilih, perangkat mobile yang digunakan stafnya, termasuk presidennya sendiri. Obama pun, diketahui menggunakan ponsel BlackBerry 8839 dengan segala aplikasi keamanan khusus yang tertanam saat pertama kali dilantik menjadi Presiden AS pada 2009 silam.
Bahkan, ketika anak dan istri Obama menggunakan iPhone, dirinya malah dilarang Gedung Putih untuk menggunakannya karena alasan keamanan. Obama juga hanya dibolehkan menggunakan email pribadi yang disediakan pihak Gedung Putih dan hanya terhubung dengan sepuluh staf terdekatnya saja.

Di satu sisi, Chen ingin membawa bisnis BlackBerry “kembali ke dasar”, yakni meraih pelanggan korporat di sektor pemerintah dan bisnis. Klien di sektor tersebut cenderung lebih sensitif mengenai masalah keamanan data di ponselnya. Atas dasar itu, Chen berani mengasih jaminan, teknologi enkripsi data BlackBerry paling canggih dibanding pesaingnya. Setidaknya, bila Gedung Putih masih senantiasa menggunakan perangkat BlackBerry, ini akan berdampak positif bagi citra perusahaan yang dulunya bernama Research in Motion itu.