Hybrid Bakal Jadi Era Tablet Selanjutnya?
Salah satu dilema seseorang ketika ingin membeli tablet, fungsionalitas kerjaannya tak akan semaksimal seperti di notebook. Tanpa keyboard, membuat konsumen di kalangan mahasiswa dan korporat lebih membutuhkan notebook untuk menulis dan mengedit lembar dokumennya, ketimbang tablet.

Namun, era perangkat mobile saat ini telah memasuki babak baru dengan kehadiran tablet hybrid, perangkat 2-in-1 yang dilengkapi aksesoris atau dock berupa keyboard. Ini berbeda dengan notebook/ultrabook hybrid yang bisa dijadikan model tablet, namun keyboard-nya tidak bisa dilepas lantaran memakai mekanisme “sliding”, “swivable”, maupun dilipat.
Ukuran layar tablet hybrid pun beragam, tergantung kebutuhan pengguna. Ada yang berukuran 8 inci, seperti Acer Iconia W4. Lalu ada Asus Transformer book T100 dan Lenovo IdeaPad Miix 10 dengan mengusung layar 10.1 incinya, bisa jadi alternatif bagi mereka yang jenuh dengan model notebook tipis 11 inci.

Dari segi SoC, vendor chip seperti Qualcomm, MediaTek, chip A-series dari Apple telah menjadi penguasa di pasar tablet konvensional. Mereka berkuasa terhadap tablet yang menjalankan sistem operasi Android dan khusus untuk Apple ialah iOS. Namun Intel yang menjadi pemain lama di pasar chip PC tak mudah menggeser dominasi penguasa chip tablet Android.
Di sini lah, tablet hybrid berperan penting mendiversifikasi bisnis chip Intel ke arah perangkat Mobile. Keluarga chip Bay Trail Intel dengan fabrikasi 22-nm juga mulai banyak diadopsi ke sejumlah vendor tablet hybrid vendor ternama. Bahkan, Intel sudah berencana matang, menghadirkan penerusnya, yakni seri-Cherry Trail dengan fabrikasi 14-nm. Tablet dengan keluarga chip terbaru yang menawarkan performa dan efisiensi daya lebih baik itu akan segera tersedia pada akhir tahun nanti.
Era baru tablet hybrid saat ini pun berjalan dengan OS Windows 8/8.1. Itu merupakan platform yang selama ini begitu familiar untuk dijalankan oleh prosesor yang ada di PC. Terlebih, Windows 8/8.1 memang dirancang untuk antarmuka sentuhan.
Dengan kehadiran Windows 8 di tablet hybrid, hampir semua aplikasi yang ada di PC pun bisa dimasukkan. Bahkan, game-game lawas di PC tahun 2007-an ke bawah bisa berjalan di tablet tersebut, selain sejumlah game yang ada di Windows 8 Store. Hanya saja, perangkat menyediakan memory internal terbatas yang umumnya sebesar 64 GB. Alternatifnya ialah, menghubungkan perangkat ke HDD eksternal melalui port USB yang ada di dock keyboard.

Periset pasar teknologi Juniper Reseach pun memperkirakan, penjualan tahunan tablet hybrid ke seluruh dunia bisa mencapai 50 juta unit pada 2018 mendatang. Jumlah tersebut naik lima kali lipat dibanding 2013 lalu yang hanya mampu terjual sebanyak 9,5 juta unit. Harganya pun bisa bersaing dengan tablet maupun laptop layar sentuh terjangkau yang sama-sama, di bawah US$ 500.
“Ini merupakan evolusi dalam skala kecil di wilayah abu-abu antara pasar tablet dan ultrabook. Ini sangat menarik bagi demografis yang baik, yang sebagian besar adalah pengguna bisnis dan games. Demografi ini juga yang paling mampu dan bersedia untuk membeli jenis perangkat baru.” tulis Juniper Research.