Pendapatan Qualcomm Kurang Memuaskan Pasar
Vendor chip mobile nomor satu dunia, Qualcomm telah membukukan kenaikan sedikit pendapatannya selama kuartal kedua fiskal tahun ini menjadi US$ 6,37 milyar. Angka tersebut naik empat persen dari periode tahun lalu. Sayangnya, hasil ini kurang memuaskan pasar. Saham Qualcomm pun malah menurun hampir lima persen.

Pasalnya, rata-rata analis Wall Street sebelumnya sempat memprediksikan, Qualcomm bisa mencatatkan pendapatan mencapai US$ 6,48 milyar dan bahkan bisa jauh lebih tinggi lagi. Sementara kuartal ketiga nanti yang jatuh pada bulan Juni, Qualcomm menargetkan, bisa memperoleh pendapatan di kisaran US$ 6,2 milyar hingga US$ 6,8 milyar. Namun lagi-lagi, sejumlah analis mamatok perkiraan yang cukup tinggi untuk kuartal ketiga itu, yakni US$ 6,592 milyar.
Analis memandang, Qualcomm seharusnya bisa mencapai target yang diantisipasi pasar, tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Padahal, Tiongkok yang menjadi pasar smartphone terbesar di dunia saat ini tengah bersiap meluncurkan jaringan LTE-4G. Sementara Qualcomm dikenal sebagai pemasok chip baseband LTE-4G terbesar di dunia. Wall Street pun berharap, pembuat chip seri Snapdragon itu bisa memanfaatkan momentum di Tiongkok itu dengan lebih baik lagi.
Sebagian besar pendapatan Qualcomm sendiri disokong oleh penjualan chip baseband yang memungkinkan ponsel bisa berkomunikasi melalui jaringan operator. Hampir semua smartphone 4G yang ada saat ini pun membenamkan chip dari Qualcomm. Terlebih, Qualcomm hampir tak memiliki pesaing dari lini bisnis ini. Sokongan pendapaan besar lainnya yang diperoleh Qualcomm juga berasal dari lisensi teknologi ponsel CDMA saat ini.

“Harapannya adalah Tiongkok akan mendorong pemulihan pendapatan mereka (Qualcomm). Namun, kapan saja Anda memiliki perusahaan semikonduktor yang ingin memulihkan setengahnya kembali, terkadang itu membuat sebagian orang menjadi tak percaya diri,” sindir Stacy Rasgon, seorang analis dari Bernstein, seperti dikutip dari Reuters.