Penjualan Smartphone di Indonesia Naik 68 Persen
Meski nilai tukar Dolar sedang tak bersahabat, animo konsumen di Tanah Air untuk membeli smartphone tak pernah surut. Justru, pada kuartal pertama ini, penjualan smartphone di Indonesia meningkat lebih dari 65 persen dan didapuk menjadi pasar smartphone terbesar di Asia Tenggara.

Dalam sebuah laporan terbaru yang dikeluarkan GfK, selama kuartal pertama tahun ini yang jatuh pada akhir Maret lalu, penjualan smartphone di Indonesia telah melebihi 7,3 juta unit atau naik 68 persen dibanding kuartal yang sama pada tahun lalu.
Gerard Tan, Direktur Digital World di GfK Asia menjelaskan, pesatnya penjualan smartphone di Asia Tenggara, termasuk Indonesia karena dibantu oleh smartphone murah yang memiliki harga mulai dari US$ 100. Smartphone dengan layar besar atau phablet juga makin diminati konsumen di Indonesia dan Malaysia.
“Pada saat yang sama, campuran merek China dan lokal telah merambah ke pasar smartphone di negara-negara berkembang dengan model harga yang sangat menarik untuk segmen low-end, sehingga mengubah konsumen yang tak mampu membeli ponsel premium,” imbuhnya dalam sebuah pernyataan.
Rata-rata pertumbuhan penjualan smartphone di Asia Tenggara naik hingga 55 persen. Secara keseluruhan ada sekitar 18 juta unit smartphone yang terjual di Asia Tenggara selama kuartal pertama tahun ini. Angka volume penjualan tersebut setara dengan US$ 4,2 miliar atau naik 25 persen dibanding tahun lalu.
Tentunya, dari hasil ini, diharapkan bakal lebih banyak lagi vendor smartphone global memasukkan Indonesia dalam daftar pasar utamanya. Sehingga, berbagai upaya seperti meluncurkan smartphone lebih cepat, mendirikan pabrik perakitan, dan menghadirkan lebih banyak lagi pusat layanan purna jualnya di Indonesia bisa terjadi. Semoga saja, hasil ini tidak membuat Pemerintah Indonesia termotivasi menaikkan pajak impor maupun penjualan smartphone lebih tinggi lagi dari sebelumnya yang juga sudah dinaikkan.












