Xiaomi Temui Kendala Masuk ke Indonesia
Tak mudah bagi Xiaomi menginjakkan kakinya di Indonesia. Masih ada aral-melintang bagi mereka untuk ‘merusak’ pasar smartphone murah di Tanah Air. Regulasi yang rumit dan prosedur terlalu lama dari Pemerintah Indonesia memnjadi kendala Xiaomi belum bisa hadir resmi di Indonesia.

Pernyataan ini datang langsung dari Wakil Presiden Global Xiaomi Hugo Barra dalam sebuah wawancara di New Delhi. Barra mengatakan, penundaan ekspansi Xiaomi di Indonesia itu akibat dari, “proses sertifikasi perangkat yang begitu lama dan menyakitkan”.
Ia menjelaskan, proses sertifikasi tiap perangkatnya di Indonesia bisa memakan waktu hingga enam bulan. Sertifikat tersebut penting bagi Xiaomi dan vendor smartphone lainnya untuk mendapat izin menjual perangkatnya di Indonesia setelah diuji coba oleh salah satu lembaga pemerintah.
Biasanya, sertifikat guna mendapat standarisasi nasional ini, dikeluarkan langsung oleh Ditjen postel, di bawah naungan Kementerian Telekomunikasi dan Informasi (Kominfo) RI. Postel melakukan serangkaian uji coba terhadap perangkat IT yang bakal masuk ke Indonesia. Bila lulus uji dan sertifikat sudah dikeluarkan tentu perangkat tersebut bisa dijual resmi di Indonesia.
Hasil penelusuran di laman Ditjen Postel, terdapat salah satu salah smartphone Xiaomi yang diimpor oleh Trikomsel sudah dalam status “Sertifikat Dicetak” sejak 26 Februari 2014. Seharusnya dengan status tersebut, Mi3 sudah bisa dijual di Indonesia. Namun kemungkinan masih terdapat proses sertifikasi dan birokrasi lainnya, sehingga perangkat Xiaomi belum bisa dijual resmi di tanah air.

Selain dari pihak kominfo, ada kementerian lainnya, seperti Kementerian Perdagangan RI yang berhak mengeluarkan izin pada vendor untuk bisa melakukan impor perangkatnya ke Indonesia. Di samping itu, banyak regulasi lain –selain dari dua kementerian tersebut– agar perusahaan asing bisa menginjakkan kakinya di Indonesia. Sebelumnya, hal serupa juga pernah dialami Foxconn yang berniat mendirikan pabriknya di Indonesia.
Masalah sertifikasi yang rumit ini, seperti dikutip dari Wall Street Journal, bukan hanya terjadi di Indonesia saja. dibeberapa negara lainnya, Xiaomi juga tengah menghadapi masalah serupa, yaitu Brasil dan Meksiko.
Meski demikian, mantan petinggi Google itu mengungkapkan, pihaknya masih berharap dapat mengenalkan jajaran smartphone terjangkaunya di Indonesia pada akhir Agustus 2014. Sebelumnya, pada April lalu, Barra sempat berjanji, Xiaomi masuk ke Indonesia setelah Malaysia. Xiaomi sendiri sudah resmi hadir di Malaysia sejak Mei lalu.