IoT World Forum 2015: ASEAN Siap untuk IoT
Implementasi Internet of Things (IoT) di sektor perkotaan, atau biasa disebut Smart & Connected Community oleh Cisco, sudah banyak dijumpai di kota-kota besar di dunia, termasuk di Dubai, Uni Emirat Arab, yang menjadi tuan rumah IoT World Forum 2015. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa IoT hanya cocok untuk kota-kota besar, di negara-negara kaya. Namun, Cisco sendiri menyebutkan anggapan ini kurang benar dan IoT justru cocok untuk kota apapun, terlepas dari ukuran, di negara apapun, termasuk negara-negara ASEAN seperti Indonesia, Thailand, dan Malaysia.

Hal ini diungkapkan langsung oleh beberapa perwakilan Cisco yang menjumpai kelompok media dari ASEAN. Anil Menon dan Ross Fowler, yang membawakan sesi pertama dari diskusi IoT untuk ASEAN, mengatakan bahwa pada dasarnya, banyak yang menganggap bahwa biaya implementasi IoT di sektor perkotaan tidaklah terjangkau bagi negara-negara biasa. Namun, hal itu ternyata juga dialami oleh negara-negara besar sekalipun. Walaupun begitu, itu bukan berarti IoT sangatlah mahal.
IoT sendiri memiliki banyak sekali bentuk, dan bentuk dasar nan sederhananya ternyata bisa diimplementasikan dengan biaya terjangkau di kota-kota di Indonesia. Menurut Mr. Anil, yang sempat mengunjungi Indonesia untuk mendiskusikan hal ini dengan beberapa pihak, terdapat implementasi IoT yang cukup baik dan membantu banyak kalangan masyarakat di Indonesia. Hanya saja, banyak yang tidak menyadari bahwa hal yang telah dilakukan itu telah terkait dengan IoT.
Berbagai bentuk IoT seharusnya bisa diimplementasikan dengan mudah di kota-kota di Indonesia. Tentunya, bentuk implementasi itu pastinya akan berbeda antara satu kota dengan kota lain, antara kota kecil dengan kota besar, antara daerah terpencil dengan daerah berkembang. Oleh karena itu, perlu studi lebih lanjut oleh pihak-pihak terkait, termasuk kalangan pengembang, untuk melihat implementasi seperti apa yang efektif dan membantu kehidupan masyarakat di daerah tersebut, serta tetap bisa terhubung satu sama lain.

Melanjutkan pembahasan tersebut, Chris White dan Maciej Kranz, juga dari Cisco, yang berdiskusi dengan perwakilan media di sesi berikutnya, menyebutkan bahwa pengembang seharusnya bisa memanfaatkan kebutuhan ini dengan menawarkan solusi yang mereka kreasikan. Hanya saja, perlu diingat, pengembang harus memusatkan perhatian pada satu use case saja, bukan berusaha menangani seluruh kebutuhan dalam satu produk. Fokus ini akan membuat mereka lebih bisa menghadirkan solusi yang memuaskan semua pihak, dengan biaya yang tidak melambung tinggi, sehingga mudah dijangkau. Berdasarkan apa yang telah dipelajari Cisco di implementasi IoT di berbagai daerah, hal ini justru membuat pengembangan IoT menjadi lebih baik dan menyenangkan bagi semua pihak.
Selain itu, solusi untuk satu use case tertentu tersebut bukan berarti tidak menguntungkan. Bila solusi yang dihasilkan memang benar-benar menawarkan manfaat dan nilai lebih yang memuaskan, bukan tidak mungkin solusi tersebut akan semakin luas digunakan, dan membawa keuntungan tersendiri bagi pengembangnya. Bahkan, dengan sistem kerja sama antar negara di ASEAN, bukan tidak mungkin solusi tersebut akan diadaptasi dan digunakan di kota-kota di negara-negara lain juga.