Liaison Officer Forever: Buku Kedua yang Tak Kalah Konyol!

“Andai aku bisa menjadi seorang Liaison Officer!” Beberapa orang mungkin mengharapkan pekerjaan ini sampai membawanya ke alam mimpi. Profesi ini memang terlihat menjanjikan dan tentu saja akan sangat menyenangkan bagi orang-orang yang memiliki tipe “cinta tantangan” dan “suka bertemu dengan orang baru”. Nah, bagi Anda yang memang menginginkan profesi ini sejak Anda kecil, buku ini mungkin akan “membuka mata” Anda lebih lebar lagi mengenai dunia LO.
Liaison Officer mungkin menjadi satu dari beberapa profesi yang digandrungi banyak orang. Yes, siapa yang ingin bertemu dengan artis mancanegara, berada di sekitar mereka (bahkan tidur satu lantai hotel) dengan mereka, dan tentunya melihat penampilan live mereka GRATIS (walaupun harus puas hanya dengan “mengintip” di backstage)? I DO!
Buku terbaru yang akan saya review ini semakin membuat saya ingin sekali (walaupun hanya satu kali dalam seumur hidup saya) menjadi seorang LO, atau setidaknya, asisten LO.
Penulis sekaligus editor sekaligus penerbit buku ini tak lain dan tak bukan adalah Melanie Subono, LO Javamusikindo yang sudah sangat tersohor dengan prestasinya mendatangkan segudang musisi internasional. Buku yang berjudul “Liaison Officer Forever” ini bisa dibilang sebagai “jilid dua” dari buku sebelumnya, “Ouch”, yang berkisah mengenai hal yang sama: dunia seorang Liaison Officer yang SEBENARNYA. Buku ini menjadi semacam diari seorang Melanie Subono selama menjamu para musisi terkenal tersebut di Indonesia. Jika kita selama ini selalu bersorak girang mendengar kabar kedatangan musisi favorit ke Indonesia, di saat yang sama Melanie dkk menyingsingkan baju dan bersiap untuk menghadapi badai apa pun yang akan menerpa mereka: Tingkah laku dan permintaan para artis yang kadangkala di luar logika. Begitu juga ketika kita sedang terlarut ikut berdendang dan bergoyang bersama di tengah kemegahan konser yang begitu ramai, Melanie dkk mungkin sedang mengelap peluh di backstage. Being a LO is so rough. Definitely.
Buku yang satu ini cukup mengundang rasa ingin tahu saya karena buku sebelumnya, “Ouch”, mendapatkan respon yang sangat bagus. Membaca tulisan Melanie Subono seperti mendengarnya bercerita panjang-lebar secara langsung: komunikatif, ekspresif, dan konyol. Buku ini berisi curahan hati dan pengalaman Melanie selama menangani beberapa musisi. Keunikannya, Melanie menbeberkan banyak hal yang tidak akan pernah kita sangka: “benarkah artis idola saya seperti itu?” Tentu saja bukan tingkah laku negatif atau destruktif, namun lebih kepada hal-hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya yang membuat Melanie dkk harus pontang-panting demi mempertahankan motto: tamu adalah raja. Banyak hal konyol yang bisa Anda dapatkan di dalam buku ini. Tentunya akan menjadi teman yang sangat menghibur di saat senggang atau bahkan saat Anda sedang berada di mood yang kurang baik. Buku ini benar-benar bisa menjadi obat yang manjur.
Buku ini pun akan menjadi “dewa penghibur” yang paling disembah orang karena Melanie dan timnya menyisipkan “golden ticket” yang terdiri dari tiket konser, meet and greet, dan kesempatan menjadi LO dalam sebuah konser musisi internasional yang datang ke Indonesia! Dari sekian ribu eksemplar (Melanie tidak mau menyebutkan jumlahnya) yang dicetak, ada sekitar 45 tiket yang akan mengubah hidup sekitar 45 orang yang saya anggap sebagai orang paling beruntung di JAGAT raya ini.
Tertarik untuk membeli buku ini? Tunggu dulu! Jangan buru-buru lari ke toko buku terdekat karena buku ini (sayangnya) tidak dijual secara bebas di toko buku. Anda bisa memesannya di www.melaniesubono.com. Hhmm, tidak menyebarkannya di toko buku? Tidak banyak profit yang didapat, dong? Apa tujuan Melanie memberikan “golden ticket” secara cuma-cuma? Anda bisa mendapatkan jawabannya dalam waktu dekat karena Jagat Review berhasil “menodong” wanita bertato ini untuk menjawab serentetan pertanyaan kami. Eksklusif! Hanya di Jagat Review!
Penulis:
Melanie Subono
Terbit:
Januari 2011
Kategori:
lifestyle
Harga:
Rp50.000
Jumlah halaman:
133 halaman
Penerbit:
Indie