AI AWS di Bidang Olahraga: Juga untuk Penonton

Reading time:
December 5, 2019

Masuknya teknologi ke dunia olahraga sudah bisa dirasakan sejak lama. Namun, belakangan ini, makin banyak cabang olahraga yang mengadopsi teknologi-teknologi terbaru untuk berbagai hal, bukan lagi hanya terbatas pada satu hal, analisis performa. Di re:Invent 2019, yang tengah digelar di Las Vegas, AS, AWS mengajak beberapa perwakilan rekanan mereka di bidang olahraga untuk berbagi pandangan terkait pemanfaatan AI di bidang mereka masing-masing, terutama yang terkait dengan kita: penonton.

AWS Keynote 17

Rob Smedley, dari Formula 1; Cris Collinsworth, dari Pro Football Focus sekaligus pembawa acara Sunday Night Football di NBC; serta Jason Healy, dari New Zealand Rugby, diundang oleh AWS untuk berbagi pandangan di hadapan perwakilan media dari seluruh dunia. Ketiganya memiliki pengalaman dalam menggunakan machine learning dari AWS untuk beberapa hal dalam operasi perusahaan mereka bekerja. Salah satu bagian dari tujuan penggunaan machine learning itu adalah untuk meningkatkan pengalaman penonton dengan menyuguhkan informasi yang sebelumnya belum bisa disajikan.

Tuntutan untuk Berubah: Tinggalkan Gaya “Tradisional”

Secara “tradisional”, tayangan olahraga di televisi bisa dikatakan tetap menarik. Namun, dalam beberapa waktu ke depan, tanpa adanya perubahan, tayangan olahraga bisa saja kehilangan peminat. Hal itu membuat banyak pihak mulai memilikirkan informasi seperti apa yang bisa ditampilkan saat tayangan olahraga untuk menambah daya tarik terhadap penonton, meninggalkan gaya “tradisional”.

AWS Keynote 18
Rob Smedley, Formula 1

Di Formula 1, dalam beberapa musim balap terakhir, bekerja sama dengan AWS, informasi menarik seperti perang strategi pit stop, kemungkinan “undercut” atau pembalap sukses mendahului pembalap lain setelah pit stop, serta prediksi kapan mungkin terjadi aksi salip-menyalip di lintasan. Informasi yang disajikan dalam wujud “F1 Insights powered by AWS” ini bisa dikatakan menarik bagi penonton. Hal ini sebelumnya tidak dilakukan, dan penonton hanya bisa menunggu saja tanpa mendapatkan bayangan terkait apa yang mungkin terjadi dalam waktu dekat.

Sementara untuk American Football dan rugby, analisis yang lebih mendalam terkait aksi di lapangan dimungkinkan berkat machine learning dari AWS. Di olahraga seperti ini, penonton umumnya hanya melihat posisi bola saja, sementara aksi di lapangan tentu saja lebih dari sekadar di sekitar bola. Memanfaatkan hasil analisis, penyiar bisa memberikan penjabaran mendalam terkait aksi-aksi yang terjadi, tidak hanya di sekitar bola, yang berujung terjadinya “gol”.

AWS Keynote 20
Jason Healy, New Zealand Rugby

Tanpa adanya hal-hal tersebut, tayangan olahraga bisa saja dipandang makin membosankan, terutama oleh generasi yang lahir di era teknologi yang sudah sangat maju. Perubahan, meninggalkan gaya “tradisional” disebut oleh ketiga pembicara, memang diperlukan, dan mereka bersama tim masing-masing berupaya untuk terus meningkatkan pengalaman penonton menonton tayangan olahraga terkait. Untungnya, dengan dukungan dari perusahaan teknologi seperti AWS, hal itu bisa dilakukan dengan cukup mudah.

Pemanfaatan AI Tidak Terbatas di Sana

Selain untuk meningkatkan pengalaman penonton dengan menghadirkan informasi-informasi menarik yang sebelumnya tidak bisa atau sulit sekali disajikan, machine learning juga dimanfaatkan untuk kepentingan internal olahraga itu sendiri. Seperti di New Zealand Rugby, mereka memanfaatkan AWS untuk mengumpulkan data dari para pemain, dengan menggunakan sensor maupun kamera. Data-data dari pemain itu, disebutkan oleh Jason Healy, diolah untuk menjadi informasi yang bisa dimanfaatkan untuk peningkatan performa atlet, dan hal itu memang membuahkan hasil karena tim nasional rugby New Zealand/Selandia Baru memang merupakan tim kuat di dunia.

AWS Keynote 19
Cris Collinsworth, Pro Football Focus

Mirip dengan apa yang dikatakan Healy, Cris Collinsworth juga menyebutkan peran AWS dalam membantu mengumpulkan data dari pemain, di mana hal itu cukup sulit dilakukan secara manual karena satu pemain umumnya menghasilkan lebih dari satu data point, yang menyulitkan pencatatan manual. Pemrosesan data dengan menggunakan layanan AWS juga memungkinkan informasi didapatkan dari data lebih cepat dari sebelumnya. Selain itu, penggunaan teknologi modern seperti ini juga membuat pengumpulan data yang salah bisa dihindari.

Sementara untuk Formula 1, penggunaan teknologi modern sudah dimulai sejak belasan tahun lalu, walaupun teknologi di era itu belum mencapai apa yang bisa ditawarkan saat ini. Satu mobil di Formula 1 memiliki ratusan sensor, yang menghasilkan hingga ribuan data untuk setiap lap, yang mengharuskan penggunaan teknologi terbaik untuk pencatatan data, penyajian data real time untuk mendukung pengambilan keputusan, serta berbagai hal lain. Untungnya, dengan teknologi yang tersedia saat ini, hal itu bisa dilakukan dengan cukup mudah.

Lebih Banyak Terlibat di Bidang Olahraga

AWS tampaknya ingin mereka lebih banyak terlibat di bidang olahraga. Masih di re:Invent 2019, AWS juga mengumumkan kerja sama dengan NFL (American Football) terkait proyek “Next Gen Stats” di mana mereka mencoba meningkatkan aspek kesehatan dan keamanan atlet. Jadi, dengan memanfaatkan teknologi modern, termasuk machine learning, AWS & NFL mencoba mencari bagaimana cara mencegah cedera atau gegar otak, yang memang identik dengan olahraga penuh kontak fisik.

AWS Keynote 21

Dengan melakukan pengamatan terhadap pola gerakan pemain, kontak fisik, dan lain sebagainya, baik dengan sensor di badan pemain maupun dengan kamera, banyak data yang bisa diambil. Data-data itu akan diolah menjadi informasi, yang nantinya bisa disebarkan ke berbagai pihak terkait, termasuk misalnya ke produsen perangkat pelindung atlet NFL. Diharapkan, hal-hal itu bisa mengurangi kemungkinan atlet mengalami cedera dan meningkatkan kualitas hidup atlet pada umumnya. Ke depan, program ini disebut AWS juga akan mereka bawa ke berbagai cabang olahraga lain.

Share
Load Comments

Gadget

July 10, 2025 - 0

Fossil Hadirkan Dua Jam Tangan Kolaborasi Marvel Fantastic Four

Fossil mengumumkan hadrinya dua jam tangan eksklusif hasil kolaborasi Marvel…
June 18, 2025 - 0

Review “Singkat” Samsung Galaxy S25 Edge: Smartphone Pemicu Pro-Kontra! Sebaik/Seburuk Itu?

Ini hape yang memicu Pro-kontra.  Banyak orang, bahkan kami pun…
June 17, 2025 - 0

Review Amazfit Active 2 Square: Smartwatch “Kotak” yang Klasik, Canggih, dan Baterai Awet!

Kalian sedang cari smartwatch bentuk kotak yang canggih, baterai irit,…
June 17, 2025 - 0

Review Huawei nova 13 Pro: Kamera Selfie Terbaik, Desain Keren!

Huawei nova akhirnya balik lagi ke Indonesia! Ini adalah smartphone…

Laptop

September 14, 2025 - 0

Rekomendasi Laptop Gaming Rp 10-15 Juta 2025 (September)

Untuk kebutuhan kerja yang berat, biasanya kita butuh laptop yang…
September 9, 2025 - 0

Review Luxia Pro Ultra 5: Laptop Polytron Cantik dan Kencang!

Polytron jualan laptop? Iya, kalian ga salah denger, karena yang…
September 8, 2025 - 0

Review Axioo Pongo Monster X (2025): Laptop Gaming Lokal Paling Kencang?!

Siapa bilang tak ada Laptop Gaming RTX 5090 dari merk…
September 4, 2025 - 0

Rekomendasi Laptop Tipis dan Ringan Rp 10–15 Juta 2025 (September)

Laptop di segmen yang akan kita bahas kali ini, biasanya…

Gaming

September 19, 2025 - 0

Rumor: Assassin’s Creed Black Flag Remake Akan Gunakan Elemen RPG

Kabar burung baru mengenai Assassin's Creed Black Flag Remake kembali…
September 19, 2025 - 0

Counter-Strike 2 Akali Aturan Loot Box Eropa Dengan Microtransaction Baru

Guna menaati aturan loot box di Eropa dan tetap hasilkan…
September 19, 2025 - 0

Rumor: Microsoft Flight Simulator 2024 Rilis di PS5 Pada Akhir Tahun 2025

Microsoft Flight Simulator 2024 dikabarkan tidak lama lagi akan rilis…
September 19, 2025 - 0

EA Sports FC 26 Alami Masalah Error Ketika Early Access Dimulai

Gamer yang telah membayar mahal untuk kesempatan early access di…