Bisakah Garam Beryodium Menangkal Radiasi Radioaktif?

Orang-orang yang tinggal di Indonesia mungkin tidak asing dengan istilah garam beryodium. Sejak kita kecil, buku teks pelajaran sudah menekankan bagaimana bumbu dapur ini dapat menjadi alternatif yang murah untuk menjaga kesehatan tubuh, termasuk mencegah penyakit gondok. Namun, tahukah Anda jika hasil laut tersebut ternyata memiliki fungsi lain yang penting di masa krusial ini? Setidaknya itu yang dipercaya oleh warga Jepang dan China yang mulai menumpuk garam beryodium hingga menyebabkan kenaikan harga yang fantastis.
Penumpukan garam ini bukannya tanpa alasan yang kuat. Dengan kondisi reaktor nuklir di Fukushima yang masih belum tertangani hingga saat ini, bahkan cenderung semakin parah, membuat negara tetangga terdekat Jepang, bahkan dunia panik. Kebocoran yang menembus radius 80 km dengan jarak berbahaya sekitar 30 km dari reaktor membuat trauma dunia akan Chernobyl kembali menghantui. Untuk menghadapi kondisi berbahaya ini, masyarakat yang tinggal dalam zona waspada Fukushima mulai memborong garam beryodium yang dipercaya dapat menangkal radiasi radioaktif nuklir. Tetapi benarkah demikian?

Kelenjar tiroid di dalam tubuh kita menggunakan yodium untuk menghasilkan hormon yang berguna untuk tubuh. Masalahnya, reaksi radioaktif juga menghasilkan zat yang sama, yakni yodium radioaktif. Kelenjar tiroid tidak dapat membedakan keduanya. Ketika terpapar radiasi radioaktif, tiroid kemungkinan besar akan menyerap yodium radioaktif atau yang lebih dikenal sebagai I-131 untuk menghasilkan hormon. Akibatnya? Kelenjar ini kemungkinan besar akan rusak atau menyebabkan kanker di beberapa tahun mendatang. Solusi yang dianggap terbaik adalah dengan mengonsumsi yodium yang bersih sehingga kemungkinan I-131 untuk diserap akan semakin kecil. Namun jangan terlalu bergantung pada garam belaka.
Beberapa sumber di internet menyebutkan bahwa garam tanpa yodium tidak akan mampu memberikan dampak yang berarti, sedangkan garam yang sudah diberi yodium memperlihatkan kemungkinan yang sama. Mengapa? Karena Anda harus mengonsumsi garam hingga batas yang merusak tubuh untuk membuat kelenjar tiroid tidak lagi menyerap yodium dari manapun. Anda sekarang dihadapkan pada buah simalakama. Namun tenang karena buah simalakama yang ini hadir dengan sebuah solusi.
Kita memiliki pilihan untuk mengonsumsi tablet potassium yodium yang tidak berbahaya untuk tubuh namun cukup untuk menutup kemungkinan kelenjat tiroid menyerap I-131. Pilihan yang lain adalah dengan menyerap zat yodium dari sumber lain selain garam untuk mencegah kerusakan tubuh, misalnya saja dari sumber makanan seperti yogurt, susu sapi, telur, buah stroberi, dan keju. Mengonsumsi bahan makanan ini tentu jauh lebih baik dibandingkan mengunyah garam begitu saja.
Yang perlu diingat adalah apa yang dilakukan oleh yodium bukanlah panacea untuk semua efek negatif yang mungkin dihasilkan oleh paparan radioaktif. Yodium hanya mampu mencegah dan menjaga kinerja kelenjar tiroid dari radioaktif tanpa secara langsung mempengaruhi bagian dan kelenjar tubuh yang lain. Jangan panik karena Jepang sendiri sudah mengusahakan jalan yang terbaik untuk mencegah kebocoran yang lebih besar di Fukushima. Kita mungkin akan diselamatkan dengan jarak antar negara yang jauh sehingga potensi terpapar dalam skenario terburuk sepertinya akan kecil sekali. Jangan lupa untuk terus makan makanan sehat, guys!