Rahasia-Rahasia Vatikan
Sejarah tidak akan pernah lepas dari kontroversi, pro dan kontra tentang kevalidan sejarah itu sendiri. Apalagi, jika sejarah tersebut menyangkut salah satu aliran agama tertentu. Riset Dan Brown yang dituangkannya ke dalam bukunya The Da Vinci Code cukup meresahkan pihak Kepausan karena dianggap melecehkan Gereja dan Katolik. Namun, kemunculan buku tersebut justru mendorong peneliti lainnya untuk mencari tahu dan “mengintip” kehidupan sebenarnya para Paus dan rumah tangganya di balik kemegahan Basilika Santo Petrus.

Fakta-fakta yang dijabarkan Cyrus Shahrad dalam Rahasia-Rahasia Vatikan (Secrets of Vatican) memang tidak bisa dianggap valid sepenuhnya atau salah sepenuhnya, perlu penelitian lebih lanjut untuk memutuskan apakah Shahrad “menyuarakan” fakta yang sebenarnya atau tidak.
Shahrad memulai narasinya dengan sejarah Vatikan. Bagaimana awal mula perjuangan umat Kristen untuk mempertahankan keyakinannya di bawah kepemimpinan Kaisar Roma Nero yang lalim, yang menganggap Kristen adalah aliran pemujaan ilegal. Bahkan rasul pilihan Yesus, Santo Petrus, tidak luput dari kekejamannya. Kristen mendapatkan angin segar saat Kaisar Konstantin memegang tampuk kekuasaan pada abad ke-3. Pada masa inilah Kristen berkembang pesat dan naskah-naskah ajaran Yesus dikodifikasi menjadi Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Pada bab 2, Anda akan menemukan pengungkapan fakta mengenai pemalsuan-pemalsuan di Vatikan, mulai dari keraguan terhadap keaslian patung Laocoon buatan Michaelangelo. Atau, ada pula sebuah lukisan yang dibuat oleh Caravaggio yang ditujukan untuk Vatikan agar ia mendapatkan surat pengampunan dosa agar terhindar dari hukuman mati.
Pada bab-bab selanjutnya, dengan lugas Shahrad menjabarkan kehidupan para Paus yang yang beberapa di antaranya memiliki kisah hidup yang cukup suram, contohnya adalah Paus Aleksander VI (1492—1503) yang dianggap sebagai Paus yang paling melecehkan litani Kepausan karena kegemarannya bermaksiat dan melakukan pesta. Shahrad pun berhasil membuat banyak umat Katolik mengerutkan kening saat mengajukan kemungkinan adanya kerja sama Vatikan dengan kepemimpinan Hitler yang terkenal dengan Holocaust-nya.
Vatikan identik dengan tembok tingginya yang seakan menyimpan gundukan misteri sejak zaman keemasannya pada masa Kaisar Konstantin. Banyak kasus pembunuhan dan konspirasi lainnya yang diyakini melibatkan Gereja di dalamnya, bahkan menjadi dalang di balik kasus-kasus tersebut. Walau berkuasa hanya di sebuah negara kota yang luasnya tidak lebih dari 44 hektar, “sayap” Vatikan ternyata membentang jauh lebih luas dari perkiraan siapa pun. Begitulah menurut analisis Shahrad.
Walau dikategorikan ke dalam buku religius, saya lebih suka mengelompokkan buku ini ke dalam kategori sejarah. Bagi Anda penganut Katolik yang mencari tahu kebenaran dari sudut religius, buku ini bukan pilihan yang tepat karena akan membuat Anda sibuk mengerucutkan bibir, mengerutkan kening, dan menggumamkan omelan. Tapi, bagi Anda yang ingin mencari tahu kebenaran dari sudut historis, buku ini merupakan bacaan yang cukup menarik dan menantang. Saya sendiri melihat buku ini sebagai hasil dari rasa penasaran berlebihan Shahrad terhadap Vatikan sehingga ia hanya mengungkapkan keburukan Vatikan. Ia seakan khilaf karena tidak menyertakan fakta baik sepanjang perjalanan kepemimpinan para Paus yang saya yakin jauh lebih banyak daripada konspirasi dan kejahatan yang diungkapkan Shahrad.
Mengenai kebenaran fakta yang dijabarkan Shahrad, kembali kepada Anda sendiri sebagai individu. Selamat membaca.
Terbit: 2009
Kategori: religius, nonfiksi
Harga: Rp43.800
Penerbit: Elex Media Komputindo