Kena Tipu Brad Pitt Palsu “AI,” Wanita Ini Kehilangan Rp 13 Miliar
Kasus penipuan online terus berkembang semakin canggih, bahkan melibatkan teknologi kecerdasan buatan (AI). Salah satu insiden terbaru yang mengejutkan terjadi di Prancis, di mana seorang wanita berusia 53 tahun, yang dikenal sebagai “Anne,” menjadi korban penipuan sebesar €830.000 atau sekitar Rp13 miliar. Modusnya? Penipu menggunakan gambar AI yang menyerupai aktor terkenal, Brad Pitt.

Brad Pitt “AI” Kena Kanker Ginjal, Butuh Dana
Anne percaya sepenuhnya bahwa “Brad Pitt” membutuhkan uang untuk biaya pengobatan kanker ginjal. Penipu tidak hanya mengandalkan foto, tetapi juga menjalin hubungan emosional yang intens dengan korban. Ia menerima puisi-puisi dan cerita pribadi, semuanya tampaknya dirancang untuk membangun kepercayaan.
Anehnya, Anne tidak menyadari satu tanda bahaya besar: tidak pernah ada komunikasi langsung, seperti panggilan telepon. Meski demikian, teknologi AI saat ini memungkinkan pemalsuan suara, yang membuat modus seperti ini semakin sulit dikenali.
Penipu bahkan mengambil langkah lebih jauh dengan menciptakan foto “Brad Pitt” yang sedang sakit. Meskipun gambar-gambar ini bisa saja dibuat dengan Photoshop, penggunaan AI membuat proses manipulasi menjadi lebih cepat dan efisien.
Baca Juga: EcoFlow Pamerkan Power Hat di CES 2025: Topi Pengisi Daya dengan Solar Panel! • Jagat Review
Sayangnya, Anne baru mengetahui dirinya ditipu setelah melihat “Brad Pitt” yang asli muncul di televisi, tampak sehat dan bersama pasangannya. Fakta ini terungkap setelah dua tahun sejak ia pertama kali mengirimkan uang.
Lebih ironis lagi, sebagian besar dana yang diberikan Anne berasal dari harta gono-gini hasil perceraiannya dengan seorang miliuner. Informasi ini tampaknya menjadi alasan mengapa penipu bersikeras membangun skema yang “kompleks” untuk targetnya.
Penipuan ini menunjukkan bagaimana teknologi AI tidak hanya digunakan untuk hal-hal positif, tetapi juga memberi peluang baru bagi kejahatan siber. Penjahat kini memanfaatkan AI untuk menciptakan spam, email phishing, hingga manipulasi psikologis yang sangat sulit dideteksi.
Meskipun Anne telah melaporkan kasus ini ke pihak berwenang, hingga kini ia belum berhasil mendapatkan kembali uangnya.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa di era digital, kewaspadaan ekstra sangat diperlukan. AI mungkin alat yang luar biasa, tetapi di tangan yang salah, dampaknya bisa sangat merugikan.