Football Manager 2012 Harus Terkoneksi Steam

Layanan Steam yang dibangun Valve berkembang dari sebuah media distibusi konten digital yang terpusat menjadi benteng utama perang melawan pembajakan yang semakin marak. Tidak sedikit developer dan publisher yang menggunakan “portal” yang satu ini untuk memastikan orisinalitas produk yang dibeli oleh gamer. Aktivasi atau status yang harus selalu terkoneksi pada layanan ini dianggap sebagai strategi paling mumpuni untuk membunuh pembajakan. Terlepas efektivitas yang diusung, banyak publisher yang mulai melihat ini sebagai sebuah keharusan. Salah satunya adalah Sega.
Apakah Anda termasuk gamer yang seringkali tidak tidur menatap nama-nama pemain sepak bola, nilai kontrak, dan status kemampuan mereka di layar komputer? Tidak sempat makan karena beberapa bongkar pasang strategi dan pertandingan penting yang akan datang? Percaya atau tidak, semua ini memang bisa terjadi ketika Anda memainkan Football Manager. Game strategi sepakbola yang lahir dari tangan Sport Interactive dan Sega ini memang terlampau adiktif. Namun kecintaan gamer pada seri yang satu ini tampaknya menuai sedikit hambatan. Keputusan Sega untuk membuat FM 2012 terkoneksi Steam menjadi sebuah gunung yang harus dilompati. Kritik keras diluncurkan.

Sega menyatakan bahwa gamer hanya butuh satu kali terhubung dengan internet untuk dapat memainkan FM 2012. Aktivasi dilakukan pada awal instalasi FM 2012. Anda cukup melakukan login dan mengunduh client Steam yang disediakan. Setelah itu gamer dapat bermain secara offline maupun online. Namun “kerepotan” ini ternyata memancing reaksi negatif gamer yang memandang proses seperti ini telalu berlebihan dan mengucilkan gamer yang tidak memiliki akses internet. Sementara Sega beralasan bahwa langkah ini perlu untuk meminimalisir pembajakan. Sega bahkan memaparkan data bahwa penjualan mereka akan mampu naik dua kali lipat jika saja seperempat pembajak berakhir di versi original. Wow!
Sega seharusnya mengerti bahwa langkah yang sama sudah pernah ditempuh oleh beberapa developer besar yang lain dan menunjukkan hasil yang tidak terlalu signifikan. Ubisoft pernah mencobanya lewat Assassin Creed II dan Brotherhood, namun nyatanya versi bajakan kedua game ini beredar luas, termasuk di Indonesia. Apalagi untuk game sepopuler Football Manager, para pembajak sudah pasti akan mencari 1001 cara untuk mematikan kebutuhan akan Steam di dalamnya. Jadi, bukankah lebih baik Sega mempertahankan calon konsumen potensial yang berteriak menentang? Atau mungkin Sega lebih memilih untuk tetap berkeras kepala?