Gnomeo and Juliet: Dapatkah Berakhir Bahagia?
Romeo and Juliet adalah sebuah kisah cinta paling tragis dan mengharukan sepanjang masa. Lalu, bagaimana jadinya jika kisah tersebut disajikan dalam bentuk animasi dan berbau komedi? Sangat menarik!
Film animasi mengenai Romeo dan Juliet? Sudah biasa. Namun, bagaimana jika kisah tersebut diadaptasi, dikembangkan, dan dibuat dengan kemasan yang berbeda dari biasanya? Itu yang terjadi pada film produksi Touchstone Pictures terbaru, Gnome and Juliet. Animasi yang satu ini cukup menggelitik rasa penasaran saya karena seluruh karakternya merupakan gnome, para hiasan kebun yang selalu digambarkan bertopi lancip.
Film yang dirilis dalam format 3D ini memiliki alur cerita yang sama dengan kisah original Romeo and Juliet milik William Shakespeare. Dua kelompok gnome, merah dan biru, telah lama berseteru karena para pemilik kebun masing-masing memiliki hubungan yang tidak baik. Rumah mereka yang berada persis bersebelahan membuat mereka sering meributkan hal-hal kecil, mulai dari jemuran, daun pohon, dan lain sebagainya. Perselisihan kedua pemilik kebun tersebut juga berimbas ke para gnome yang mendiami kebun-kebun tersebut. Para gnome di kebun-kebun tersebut telah berselisih untuk waktu yang cukup lama, bahkan sesekali melancarkan serangan untuk memberikan lawannya “pelajaran”. Sayangnya, Gnomeo (James McAvoy), anak dari ketua kelompok Topi Biru, Lady Blueburry (Maggie Smith) tak sengaja bertemu dengan Juliet (Emily Blunt), anak dari Lord Redbrick (Michael Caine) ketua kelompok Topi Merah. Mereka saling jatuh cinta walau pada akhirnya menyadari bahwa hubungan mereka mustahil. Seperti yang sudah dapat ditebak semua orang, kisah ini dipenuhi konflik dan pertentangan atas hubungan Gnomeo dan Juliet. Berhasilkah Gnomeo dan Juliet mempertahankan cinta mereka dan hidup bersama selamanya, atau, mengulang ketragisan kisah yang dibuat Shakespeare, berakhir dengan kematian?
Film penuh warna yang menggemaskan ini benar-benar dapat dijadikan pilihan tontonan keluarga di akhir pekan. Banyak kelucuan yang terjadi di antara para gnome saat mereka saling berselisih. Kelakuan hiasan kolam berbentuk kodok, sahabat baik Juliet, Nanette (Ashley Jensen), juga mengundang tawa. Hal-hal konyol lainnya akan Anda temukan berkaitan dengan kehidupan mereka sebagai gnome. Walau begitu, bukan berarti film ini berisi komedi hingga akhir. Sang sutradara, Kelly Asbury, menyelipkan kisah mengharukan mengenai kisah cinta flamingo ekspresif, Featherstone (Jim Cummings) yang dijamin akan menguras air mata Anda.
Hiburan menyegarkan tersebut dilengkapi dengan deretan musik yang digarap eksklusif oleh Elton John dan Bernie Taupin. Bagi para penggemar lagu-lagu Elton John, Anda akan menemukan beberapa lagu legendaris Elton John yang digunakan sebagai soundtrack film ini. Di film ini, Elton John juga berduet dengan beberapa musisi, seperti Nelly Furtado, Lady Gaga, dan Kiki Dee. Film animasi yang mengambil tema kisah cinta komedi dan dilengkapi dengan soundtrack yang memukau ini mengingatkan saya pada film-film lawas Disney yang juga tidak hanya unggul dari segi cerita, namun juga memiliki soundtrack yang berkualitas.
Sayangnya, format 3D yang digunakan untuk “menghidupkan” film ini tidak bekerja dengan baik. Adegan-adegan yang ada di dalam film ini tidak memberikan efek 3D yang maksimal. Disarankan untuk menyaksikannya dalam bentuk 2D karena tidak ada perbedaan signifikan yang terlihat.
Tanggal rilis:
12 Februari (UK)
Genre:
animasi
Durasi:
84 menit
Sutradara:
Kelly Asbury
Pemain:
James McAvoy, Emily Blunt, Michael Caine, Jason Statham, Maggie Smith, Patrick Stewart, Ashley Jensen, Matt Lucas, Stephen Merchant, Ozzy Osbourne
Studio:
Touchstone Pictures