Review Call of Juarez – The Cartel: Perang Narkotika yang Kurang Menggigit!
Genre First Person Shooter memang berkembang menjadi fenomena tersendiri di dunia game saat ini. Dengan sudut pandang orang pertama yang disandangnya, pengalaman bermain yang dihasilkan seolah muncul dari kacamata gamer sendiri. Adrenalin terpompa lebih kencang dengan balutan plot dan setting perang yang seringkali menjadi nilai jual utama. Nama-nama besar bermunculan, kesukesan besar terus diraih, dan potensi keuntungan yang ditawarkan membuat developer semakin tertarik mengembangkan genre ini. Salah satunya adalah kerjasama Ubisoft dan Techland.
Pada tahun 2006 silam, kedua perusahaan ini melahirkan Call of Juarez, sebuah game FPS yang memungkinkan para gamer merasakan atmosfer perperangan ala Cowboy. Gameplay dan settingnya yang unik berhasil menarik hati para gamer dan kritikus. Apalagi Call of Juarez ketika itu merupakan satu dari sedikit game yang mampu menampilkan visualisasi maksimal lewat teknologi DirectX 10. Mengekor kesuksesannya, sebuah prekuel dihadirkan di tahun 2009 – Call of Juarez: Bound in Blood yang mengambil tema permainan yang tidak jauh berbeda. Namun dua tahun setelah seri terakhirnya, Ubisoft tampaknya menguji peruntungan dengan membawa franchise FPS ini ke arah yang berbeda: narkoba dan dunia modern.
Call of Juarez – The Cartel hadir dengan mengusung konsep yang sama sekali baru, namun tetap tidak meninggalkan keunikannya sendiri. Walapun tidak dapat dipungkiri bahwa konsep modern ini menjadi senjata kompetitif melawan franchise FPS yang lain, Techland tetap mengambil tema yang belum pernah dihadirkan oleh pengembang lainnya. Perang melawan kartel narkotika menjadi fokus utama permainan. Senjata berat dihadirkan dan keadilan akan ditegakkan. Seberapa menariknya game ini?
Bagi Anda yang sudah pernah melihat preview game ini sebelumnya, pasti sudah memiliki sedikit gambaran tipe permainan seperti apa yang akan dihadirkan. Visualisasi yang ditampilkan memang cukup baik, tetapi tidak serta merta menggambarkan keseluruhan kualitas permainan. Apakah Call of Juarez pantas menyita waktu Anda?
Plot
Pada tanggal 4 Juli 2011, salah satu kartel narkotika terkuat Meksiko melakukan sebuah tindakan ekstrim untuk memberikan peringatan bagi pemerintah Amerika untuk tidak mengganggu bisnis narkotika mereka. Tidak tanggung-tanggung, kantor Drug Enforcement Administration atau yang lebih dikenal sebagai DEA, diledakkan. Korban jiwa berjatuhan. Pemerintah Amerika Serikat geram dengan kejadian ini, menuntut sebuah investigasi yang jelas dan menindak tegas siapapun yang bertanggung jawab. Ketegangan hubungan antara Amerika dan Meksiko pun terjadi, hingga berpotensi berujung pada perang terbuka. Untuk menyelesaikan masalah ini dengan damai, sebuah tim investigasi rahasia dibentuk.
Tiga orang agen pemerintahan terbaik dari FBI, DEA, dan LAPD dikumpulkan. Mereka adalah orang-orang yang “kenal dekat” dengan seluk beluk dunia gelap narkotika. Ada Kimberly Evans dari FBI yang memiliki saudara yang bergabung di salah satu kartel, Eddie Guerra dari DEA yang memiliki informan rahasia begitu luas, dan Benjamin McCall – sang “cowboy” yang ikut andil karena sejarah masa lalunya. Ketiga orang ini dituntut untuk bekerja secara rahasia, menginvestigasi siapa yang bertanggung jawab, dan menghabisinya jika perlu
Plot pemainan akan bergerak cukup cepat. Dari sekadar mencari informasi, Anda perlahan-lahan akan menemukan diri Anda terjebak di dalam plot konspirasi yang klise. Kartel narkotika, perusahaan senjata, agen yang membelot, dan semua elemen yang sudah sering Anda nikmati di film Hollywood disuguhkan di sini. Sebagai agen kebenaran, Anda tetap bergerak bagaikan pedang kebenaran yang tak pandang bulu. Hanya saja, kali ini akan lebih banyak kematian dibandingkan pengadilan.