Review Call of Juarez – The Cartel: Perang Narkotika yang Kurang Menggigit!
Tingkatkan Level, Raih Senjata Baru
Call of Juarez – The Cartel menghadirkan sebuah sistem permainan yang cukup unik di dalamnya, yakni leveling. Sama seperti sebuah game RPG, Anda bisa mendapatkan experience point dari setiap side-mission yag bisa Anda selesaikan. Anda tentu saja tidak akan bertambah kuat atau lebih cepat seiring dengan kenaikan level ini, namun Anda akan membuka arsenal senjata yang jauh lebih banyak.
Setiap pencapaian level akan diikuti dengan terbukanya opsi yang lebih luas untuk senjata. Semakin tinggi level yang Anda capai, semakin bagus pula senjata yang dapat Anda pilih sebelum misi. Ada satu senjata utama (Rifle, shotgun, SMG, sniper rifle) dan dua jenis handgun yang bisa Anda gunakan. Varian senjata yang terbuka terbatas pada dua kategori ini.
Seperti Menonton Film Hollywood
Memainkan Call of Juarez – The Cartel ini memang tak ubahnya sedang menonton film Hollywood, khususnya elemen sinematik pada plot dan adegan sinematik yang dihadirkan. Plot perang melawan narkoba seperti int memang cerita klise ala Hollywood, yang uniknya masih mampu menjual hingga saat ini. Kesan heroik dan patriotik, serta konspirasi yang tercipta akan mengingatkan Anda pada beberapa judul film Hollywood yang mungkin pernah Anda tonton.
Cut-scenes yang dihadirkan juga semakin mendukung hal tersebut. Walaupun sinematiknya tidak dalam skala setara game seperti Metal Gear Solid, namun sudut pengambilan gambarnya cukup mengingatkan kita pada teknik pengambilan film berkualitas. Memainkan game in memang tak ubahnya menonton sebuah film Hollywood.
Checkpoint yang Menyebalkan
Mari kita bicarakan point terburuk yang akan Anda rasakan selama memainkan game ini. Pernahkah Anda memainkan game FPS sebelumnya? Jika sudah, Anda tentu saja paham bahwa checkpoint menjadi standar baru dalam game berjenis ini. Fitur ini memungkinkan Anda untuk mulai dari area yang tidak terlalu jauh dari tempat dimana Anda mungkin tewas dalam pertempuran. Panjang area checkpoint mungkin menjadi elemen yang jarang sekali diperhatikan. Namun tahukah Anda bahwa details ini ternyata cukup penting untuk menghadirkan kenyamanan bermain? Setidaknya Call of Juarez – The Cartel bisa menjadi bukti yang nyata akan penerapan yang salah.
Bayangkan saja, Anda harus menghadapi rentetan tembakan luar biasa banyak dengan potensi kematian besar. Sebuah jaminan checkpoint tentu akan menenangkan hati. Namun di game ini, Anda harus banyak menelan kekeselan karena jarak antara checkpoint cukup jauh. Jadi jika Anda menghadapi misi sulit dan tewas hanya karena kelalaian kecil, siap-siap untuk mengulang pertempuran dari awal, bahkan dengan ekstra dialog dan sebagainya. Mengesalkan!
Kesimpulan
Keberanian Ubisoft dan Techland untuk membawa Call of Juarez keluar dari zona amannya memang harus diacungi jempol. Apalagi The Cartel hadir dengan plot yang mengusung masalah dunia nyata saat ini, narkotika. Namun keinginan untuk mampu bersaing dengan franchise game FPS kompetitor lain tampaknya harus dikubur dalam-dalam karena Call of Juarez gagal menghadirkan sebuah gameplay yang epik.
Menembak, menyetir, flank, dan breach di setiap misi pada awalnya menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan. Namun ketika Anda melakukan hal yang sama terus-menerus di setiap misi, tanpa ada tambahan dramatisasi, game ini mulai terlihat repetitif. Apalagi side mission yang dihadirkan juga sekedar mengambil barang atau berbicara, sama sekali tidak menantang. Bahkan tampilan cut-scene Hollywood tidak banyak membantu game ini.
Call of Juarez bukanlah sebuah game yang buruk, sama sekali tidak. Eksekusi berbagai elemen yang dihadirkan cukup baik, dari visualisasi grafis hingga AI musuh. Hanya saja game ini tidak mampu menawarkan keistimewaan yang membuat game ini wajib dimainkan oleh para gamer. Sebagai sebuah game pengisi waktu luang, Call of Juarez – The Cartel akan berfungsi dengan baik. Sebagai sebuah game yang melambangkan kualitas seri pendahulunya? Para penggemar seri Cowboy ini tampaknya harus menelan pil pahit. Call of Juarez – The Cartel tampil sebagai sebuah game yang biasa saja.
Peringatan untuk orang tua, game ini mengandung ketelanjangan yang eksplisit. Jadi pastikan anak Anda yang berada di bawah umur tidak memainkan game ini.
Kelebihan
- Plot Unik.
- Sistem Level-Up.
- Cut-scenes ala Hollywood.
- Pilihan Ending.
- Visualisasi yang apik.
Kekurangan
- Gameplay Repetitif.
- Checkpoint yang Menyebalkan.
- Side Mission yang tidak Menantang sama sekali.
- Desain Karakter.
- Spesialisasi karakter yang tidak tampak.
Cocok untuk gamer: penyuka aksi-aksi film Hollywood tentang kartel, cinta mati dengan FPS apapun.
Tidak cocok untuk gamer: yang pernah memainkan Call of Juarez sebelumnya, yang senang dengan FPS penuh dramatisasi, di bawah umur.