Review Asus EeePad Transformer: Notebook Jelmaan Tablet Android
Maraknya persaingan kelas tablet membuat para produsen berlomba-lomba untuk mengeluarkan produk andalannya. Saat ini sudah banyak tablet dengan sistem operasi Android yang beredar, termasuk di Indonesia. Sayangnya, kebanyakan dari tablet-tablet tersebut masih menggunakan sistem operasi Android Froyo maupun Gingerbread. Sang pembuat sistem operasi, Google, berpendapat bahwa sebuah tablet hanya akan beroperasi lebih baik saat menggunakan sistem operasi Android Honeycomb karena memang sistem operasi ini khusus dibuat untuk dipakai pada layar berukuran besar.
Saat di Computex 2011 lalu, Asus memamerkan sebuah tablet buatan mereka yang sudah memakai sistem operasi Android Honeycomb. Nama dari tablet terseebut adalah Asus EeePad Transformer. Layaknya sebuah film robot yang dapat mengubah bentuknya menjadi bentuk lainnya, seperti mobil dan pesawat, Asus EeePad Transformer ini juga mampu melakukan perubahan. Akan tetapi, jika Anda berpikir bahwa tablet ini bisa berubah menjadi SoundWave dari kelompok Decepticon, Anda salah besar.
Asus juga menyertakan sebuah keyboard pada saat mengirimkan EeePad Transformer ke meja pengujian tim JagatReview. Tentunya, keyboard ini dijual secara terpisah di pasaran. Setelah ditelusuri, keyboard ini tidak memiliki kemampuan untuk memancarkan sinyal Bluetooh. Nyatanya, keyboard ini memiliki sebuah sambungan dan dapat menjadi docking bagi tablet EeePad itu sendiri.
Terjawablah sudah! Asus EeePad Transformer dapat berubah menjadi sebuah notebook saat digabungkan dengan keyboardnya. Selain hanya menjadi notebook, keyboard bawaan ini juga memiliki baterai tambahan sehingga dapat membuat EeePad bertahan hidup sekitar dua kali lipatnya.
Tablet ini memiliki tingkat responsifitas yang tinggi berkat System on Chip yang dipakainya, NVIDIA Tegra 2 250. SoC ini memakai prosesor dual core berkecepatan tinggi, ARM Cortex A9, dengan kecepatan 1 GHz. Storage internalnya memiliki ruang lega sebesar 16 GB, setidaknya model inilah yang kami dapatkan. Untuk RAM-nya, Asus memasangkan memori berkapasitas ekstra besar di tablet ini, sebesar 1 GB. Dimensi yang dimiliki tablet ini adalah 271 x 171 x 13 mm dengan bobot sekitar 680 gram.
Karena dapat dijadikan sebuah notebook, Asus juga tidak ketinggalan dalam memberikan software bawaan. Kami menemukan Asus memberikan sebuah program office yang bernama Polaris. Walaupun yang diberikan hanyalah versi terbatas, Anda masih bisa membaca dokumen yang telah dibuat dengan menggunakan Microsoft Office.