Lambaian Perpisahan Untuk Google Wave

Google Wave, sebuah aplikasi kolaborasi antarpengguna milik Google menjadi bahan pembicaraan tahun lalu. Produk dari Google ini disebut-sebut akan mengubah paradigma orang berkomunikasi dan berkolaborasi di Internet.
Google Wave memungkinkan Anda berkolaborasi secara langsung dengan kolega Anda. Di sini Anda dapat berkomunikasi lewat feature chat, berkolaborasi bersama dalam mengolah dokumen, hingga tukar-menukar file secara real-time. Kesemuanya ini dijalankan lewat browser. Konsep yang sangat mutakhir untuk saat ini.

Tarik garis beberapa bulan kemudian, Google mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan pengembangan dari Google Wave. Selanjutnya, mereka akan mulai fokus untuk mengintegrasikan feature-feature yang ada di Wave ke dalam aplikasi Google yang sudah matang, seperti Gmail ataupun Google Docs. Menurut Urls Hozle, Senior Vice President, Operations Google “Kami akan membuat tool khusus untuk para pengguna Wave, untuk mengimpor data-data mereka dari Wave”.
Apa yang salah dari Google Wave ini? Tingkat respon dan adopsi yang rendah dari para pengguna Internet menjadi salah satu alasan ketidakpopuleran Wave. Banyak pengguna yang mengeluhkan sulitnya menggunakan Google Wave. Untuk suatu tool kolaborasi, Wave memiliki feature-feature tingkat tinggi yang sayangnya tidak terlalu sederhana untuk pengguna awam.
Di Indonesia sendiri, Wave kurang digemari karena sifatnya yang real-time. Kolaborasi secara real-time dengan menggunakan Wave membutuhkan resource komputer dan bandwidth yang memadai, mengingat Wave ini berbasis AJAX.
Source: Google