Rumor: Twitter Akan Bergabung Dengan Facebook Atau Google
Jumlah konsumen hanya salah satu dari sekian banyak faktor yang menentukan kesuksesan sebuah perusahaan. Semua ini dibuktikan oleh Twitter yang berpenghasilan sekitar US$45 juta tanpa meraup untung di tahun ini. Hal ini disebabkan oleh banyaknya biaya yang dikeluarkan oleh Twitter untuk menyewa dan membeli datacenter. Walau begitu, nilai Twitter di pangsa pasar masih berada di kisaran US$8 milyar hingga US$10 milyar. Nilai tersebut berarti sekitar 222 kali lebih besar dari pendapatannya di tahun 2010 dan 100 kali lebih besar dari perhitungan pendapatan mereka di tahun depan.
Di luar dugaan dan perhitungan tersebut, berita terakhir menginformasikan adanya kemungkinan Twitter akan dibeli oleh salah satu dari dua perusahaan raksasa di dunia teknologi—Facebook dan Google. Namun, sepertinya mendapatkan Twitter tidak sejalan dengan strategi bisnis Facebook yang saat ini lebih fokus pada perekrutan karyawan berbakat dibanding pembelian produk baru.
Berbeda dengan Facebook, Google saat ini sedang fokus pada fungsi sosialnya dan memiliki budget sebesar $35 milyar untuk dibelanjakan. Melihat fokus mereka tersebut, mendapatkan Twitter bisa menjadi langkah paling tepat bagi Google, terutama jika mereka berencana untuk menyaingi Facebook sebagai website jejaring sosial terbesar di dunia. Selain itu, beberapa mantan pegawai Twitter kini telah bekerja di Google. Di antaranya mantan CEO Twitter, Dick Costolo, dan co-founder Twitter, Evan Williams.
Hingga saat ini belum ada titik terang dari diskusi ketiga perusahaan ini. Disinyalir bahwa Twitter tetap ingin berada di antara Facebook dan Google tanpa harus memilih salah satunya, terutama karena nilai Twitter di pangsa pasar dan jumlah penggunanya yang terus naik.
Source: Techcrunch