Menyalahkan Game untuk Tindak Kriminal? Anda Pasti Seorang Rasis!

Terlepas dari jumlah penelitian yang dengan jelas berkesimpulan ke efek positif yang dihasilkan oleh video game, pendapat tentang efek negatif yang mampu ditimbulkan oleh permainan virtual ini seperti tidak terkalahkan. Salah satu yang paling jelas adalah soal keterkaitan video game dengan tindak kekerasan dan kriminal yang mungkin diperlihatkan oleh para gamer. Walaupun sudah banyak penelitian yang dengan jelas membantah dan menolak keterkaitan ini, mereka yang skeptis seolah tak menyerah. Setiap kali ada kasus besar dan pelakunya kebetulan bermain game, kesalahan utama langsung diarahkan kepada video game. Mengapa hal seperti ini bisa terjadi? Ada kemungkinan mereka ada orang-orang yang rasis!
Kesimpulan ini mungkin cukup membingungkan untuk sebagian besar dari kita, namun pernyataan kontroversial ini hadir dari penelitian yang cukup mendalam. Christopher Ferguson, seorang psikologis menyatakan bahwa ada elemen rasisme dalam setiap tuduhan terhadap video game, apalagi yang berhubungan dengan pembunuhan massal. Sebagian besar media dan masyarakat tidak akan peduli jika pembunuhan ini dilakukan di daerah pinggiran kota dan sang korban adalah mereka yang minoritas. Namun, tuduhan kepada video game akan menyeruak begitu saja jika pembunuhan terjadi terhadap penduduk mayoritas.
Ferguson juga menambahkan bahwa pembunuhan massal seperti penembakan di sekolah yang sempat terjadi di beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat tampil tak ubahnya sebuah kilatan petir di langit. Sulit untuk diprediksi dan dihentikan. Namun, masyarakat seperti tidak mau mengerti akan hal ini dan “memaksakan” diri untuk mencari sang biang pelaku di balik semua tragedi ini. Sayangnya, yang sering dijadikan kambing hitam adalah video game. Bahkan menurutnya, ada beberapa kelompok yang akan terus menyalahkan video game atas tragedi apa pun.

Bagaimana menurut Anda? Saya pribadi setuju dengan apa yang dikemukakan oleh Christopher Ferguson ini. Bukan karena semata sebagian dari kita adalah gamer, namun mengacu ke kenyataan bahwa tuduhan seperti ini sering kali tidak beralasan kuat. Kita semua memainkan game, namun tidak ada satu pun dari kita yang berakhir seperti Kendall. Lantas apa yang membuat penembakan massal di sekolah sering kali terjadi di Amerika dan Eropa? Menurut saya, lebih baik mereka memikirkan kebijakan senjata api yang lebih ketat daripada terus membuang muka dari kenyataan bahwa video game hanyalah sebuah sarana hiburan yang tak berbeda dengan film.
Source: Game Informer